Jakarta, CNN Indonesia -- Puluhan ribu pengunjuk rasa dari kalangan guru honorer yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mendatangi kompleks DPR/MPR RI, Selasa (15/9). Para guru tersebut menuntut agar ada peningkatan status mereka dari honorer menjadi pegawai tetap.
Unjuk rasa yang sudah dimulai sejak pagi tersebut menyebabkan kemacetan di sekitar kompleks DPR/MPR RI. Polda Metro Jaya pun melakukan pengalihan jalan.
Kepala Sub Direktorat Pendidikan dan Rekayasa Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Ipung Purnomo mengatakan pengalihan arus dilakukan untuk menghindari unjuk rasa yang dipusatkan di Jalan Gatot Subroto depan kompleks DPR/MPR RI.
(Lihat Juga: Unjuk Rasa 20 Ribu Guru Honorer, Kawasan Senayan Macet Parah)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk kendaraan dari arah Semanggi yang mau menuju Slipi dialihkan ke Jalan Gerbang Pemuda depan TVRI," kata Ipung saat dihubungi wartawan, Selasa (15/9).
(Baca Juga: Minta Jadi PNS, 20 Ribu Guru Honorer Negosiasi dengan Menteri)Setelah memasuki Jalan Gerbang Pemuda, para pengendara diminta berbelok ke arah Jalan Gelora dan selanjutnya memasuki Jalan Tentara Pelajar untuk masuk kembali ke arah Slipi.
Sementara untuk pengendara dari arah Jalan Asia Afrika yang mau menuju Jalan Gatot Subroto tidak diperbolehkan melalui Jalan Gerbang Pemuda.
"Yang dari Jalan Asia Afrika mau ke Jalan Gatot Subroto juga diminta melalui Jalan Gelora dan seterusnya," kata Ipung.
Tak hanya pengendara kendaraan pribadi, transportasi umum TransJakarta pun untuk sementara tidak bisa melalui jalan depan kompleks DPR/MPR RI. Selain itu, kendaraan yang berasal dari ruas Tol Cawang-Grogol dan berencana keluar di pintu keluar Senayan terpaksa harus keluar di pintu selanjutnya.
"Jadi pintu keluar Senayan ditutup dan pengendara bisa keluar di pintu selanjutnya," katanya.
Sekitar 20 ribu guru honorer dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menggelar aksi mogok mengajar dan turun ke jalan untuk mempertanyakan kejelasan nasib mereka. Mereka berdemonstrasi di depan Kompleks MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta.
Para guru itu bersuara karena nasib mereka terkatung-katung meski Jokowi-JK hampir satu tahun memerintah. Mereka menuntut peningkatan status dari honorer menjadi pegawai negeri sipil.
(utd)