Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengakui ada penyelewengan sebesar tiga persen dalam penggunaan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Selebihnya, Ahok mengaku KJP masih tepat dalam penggunaanya.
"Ada penyelewengan sebesar tiga persen, semua ketahuan karena sistem debit bank. Saya langsung tahu dia belanja di mana," kata Ahok, di Ruang Pola, Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (30/9).
(Lihat Juga FOKUS Rekening Kembar Kartu Jakarta Pintar)Menurut Suami Veronica Tan tersebut, penyimpangan oleh pengguna KJP tidak bisa dihindari. Namun, yang terpenting bagaimana penyimpangan itu bisa cepat diatasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai kiamat penyimpangan pasti ada tapi bagaimana penyimpangan itu cepat kami tangkap karena di bank ada Cash Management System. Nanti yang bantuan sosial juga ada sistem," ujarnya.
"Penjahat-penjahat kecil masih ada, yang penting kalau dihitung dari 100 persen dan 97 persen berhasil itu sudah bagus sekali," sambung Ahok.
Dalam kesempatan yang sama, Ahok mengatakan dalam KJP ada kelonggaran. Selain membeli peralatan sekolah, pengguna KJP bisa membeli makanan karena di dalam KJP terdapat jatah untuk uang jajan. Penggunaan uang jajan berguna untuk meningkatkan gizi peserta KJP.
"Ada beberapa makanan yang kami izinkan, itu bagian dari uang jajan. Ada uang untuk kacamata, ada juga uang jajan. Dia (peserta KJP) mau makan di KFC juga boleh, yang enggak boleh itu buat beli HP atau segala macam," kata Ahok.
Sebelumnya, pendaftaran KJP tahap II ditutup pada Jumat (25/9) lalu. Dinas Pendidikan DKI Jakarta mencatat ada 186.732 siswa yang akan menerima KJP tahap II. Ahok pun menjamin tidak akan ada lagi KJP ganda. Menurutnya, sistem bank akan memblokir jika terdapat nama peserta KJP yang sama.
(utd)