Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) dipastikan akan menghadiri acara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Kamis (1/10) pagi. Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
"Presiden akan hadir di acara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober. Beliau sebagai inspektur upacara dan sekaligus seluruh menteri diminta untuk hadir," ujar politisi yang akrab disapa Pram itu di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (30/9).
Dalam kesempatan itu, Pram menyampaikan adanya keresahan yang dirasakan oleh para pembantu Presiden atas adanya fitnah yang dilakukan secara masif berkaitan dengan permohonan maaf dan juga kehadiran Presiden di acara yang diadakan.
Sejak kemarin malam memang disebar sebuah undangan melalui pesan singkat yang berisi tentang diadakannya reuni anggota keluarga Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) oleh Jokowi di Gedung Gelora Bung Karno, Senayan pada pagi hari tadi. Di situ juga disebutkan bahwa Presiden akan meminta maaf kepada keluarga PKI dan Gerwani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekali lagi sama sekali tidak ada pikiran Presiden untuk itu dan itu sudah disampaikan oleh Presiden secara terbuka. Bahkan tidak pernah ada hal tersebut dalam bahasan di rapat-rapat yang ada," kata dia.
Pram menegaskan bahwa aparat kepolisian telah mengetahui pelaku yang menyebarkan undangan tersebut. "Dalam keadaan seperti ini kita harusnya bersatu, tapi ini malah membuat isu baru. Hal yang hanya akan meresahkan masyarakat padahal sama sekali Presiden tidak pernah berpikiran itu," ujar dia.
Ia menuturkan, kepolisian akan memberikan peringatan terlebih dulu, karena sebagai negara demokrasi pemerintah tidak ingin ada kesan bahwa Presiden menggunakan kekuasaannya. Namun, Jokowi sudah dilapori soal hal ini.
"Kan sekarang dengan gampang alatnya cari siapa yang broadcast pertama kali dan sudah ketemu yang broadcast pertama kali. Kemudian temannya sekian orang yang menyebarkan kesana-kemari, sehingga secara masif kemudian menyebar. Tetapi antara orang itu dan robot-robot twitter yang di sosial media sebenarnya orangnya itu-itu saja," kata dia.
(pit)