Audit: Dana Bantuan Siswa Miskin Rp2,9 T Tak Sampai ke Murid

Jakarta, CNN Indonesia -- Pertanggungjawaban dana Bantuan untuk Siswa Miskin (BSM) Tahun Anggaran 2013 dan 2014 semester I Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dipertanyakan Badan Pemeriksa Keuangan.

"Realisasi belanja Bantuan Siswa Miskin per 31 Desember 2014 senilai Rp2,90 triliun belum sampai ke siswa penerima, dan belum dikembalikan ke kas negara," kata Apung Widadi, Manajer Advokasi Sekretariat Nasional Forum Indonesia Untuk Transparansi (FITRA), dalam Kajian Hasil Audit BPK Semester I 2015 berjudul “Nawacita Masih Belum Nyata.”

Lihat juga: BPK: Kebijakan Biaya Haji Tak Adil Bagi Calon Jemaah

Dalam auditnya, BPK juga menggarisbawahi soal pencairan dana BSM secara ganda oleh siswa jenjang pendidikan dasar dan menengah dengan jumlah mencapai sekitar Rp9,28 miliar.

Dana Bantuan Siswa Miskin disalurkan karena dana Bantuan Operasional Sekolah yang diharapkan dapat meningkatkan jumlah siswa dan mengurangi angka putus sekolah ternyata tidak menyediakan bantuan dana pendukung kegiatan belajar mengajar seperti biaya baju seragam, buku tulis, sepatu, biaya transportasi dan lainnya.

Lihat juga: Kementerian Keuangan Paling Rugikan Negara dalam Laporan BPK

Dana Bantuan Siswa Miskin diberikan melalui bantuan langsung kepada siswa. Bentuknya bukan berupa beasiswa dengan pertimbangan lebih ke faktor sosial ekonomi siswa bersangkutan.

Berdasarkan data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), dana tersebut diberikan kepada siswa mulai dari tingkat dasar hingga sekolah menengah atas dengan besaran mulai dari Rp225 ribu hingga Rp500 ribu per semester.

Lihat juga: Audit: Ketidakpatuhan Jadi Sebab Negara Rugi Triliunan Rupiah

Menurut data TNP2K, jumlah penerima Dana Bantuan Siswa Miskin pada 2014 mencapai 11.131.600 siswa dengan perincian Rp9,1 juta diserahkan Kemendikbud dan Rp1,9 juta diberikan Kementerian Agama.

TNP2K juga menyebut salah satu kelemahan dari program BSM adalah terkait penetapan sasaran BSM di mana masih banyak rumah tangga mampu yang justru menerima bantuan. (utd)