Mataram, CNN Indonesia -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Nusa Tenggara Barat membagikan 11.500 masker ke sejumlah desa yang terkena dampak abu vulkanik meletusnya Gunung Baru Jari, Anak Gunung Rinjani.
Kepala BPBD NTB Azhar mengatakan distribusi masker ini sebagai langkah antisipasi mencegah risiko dari dampak letusan Gunung Baru Jari. Akibat erupsi anak Gunung Rinjani itu, dampak abu vulkanik yang ditimbulkan sudah dirasakan hingga 11 desa di Kabupaten Lombok Utara, bahkan hingga Kota Mataram.
"Ketebalannya masih sekitar 2 mili. Sedangkan untuk 16 desa lainnya di Lombok Utara ketebalan abu vulkanik masih di bawah itu," ujar Azhar, Kamis (5/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk saat ini, Azhar mengatakan status Gunung Baru Jari masih pada level Waspada II. Karena itu, pihaknya telah mengeluarkan peringatan untuk tidak mendekati kawasan Gunung Baru Jari dan Gunung Rinjani dari sebelumnya 3 km kini diperluas menjadi 10 km.
"Kita tetap waspada saja karena kita tidak bisa memprediksi aktifitas letusannya," katanya.
Sementara itu, BPBD Kota Mataram juga membagikan 2.000 dari sekitar 5.000 masker yang disiapkan untuk para pengguna jalan sebagai upaya antisipasi risiko erupsi abu vulkanik Gunung Baru Jari atau anak Gunung Rinjani.
Pembagian masker tersebut dilaksanakan BPBD Kota Mataram dengan menyasar para pengguna jalan pada beberapa titik di Mataram, Kamis.
"Untuk hari ini kita membagikan masker sebanyak 2.000, tetapi masker yang sudah kita siapkan sekitar 5.000 dan akan dibagikan sesuai dengan kondisi," kata Kepala BPBD Kota Mataram H Supardi.
Selain di persimpangan Kantor Wali Kota Mataram, pembagian masker juga dilakukan di persimpangan Tanah Haji dan Cakranegara.
Meski demikian, ia mengatakan dampak abu vulkanik di Kota Mataram sejauh ini memang belum merata, tetapi upaya ini sebagai langkah antisipasi mencegah risiko dari dampak letusan Gunung Baru Jari dengan ketinggian 2.376 mdpl.
Kuantitas abu vulkanik di Kota Mataram belum terasa secara signifikan, tetapi tanda-tanda dari debu itu sudah terasa. Misalnya, mata perih, kendaraan yang berdebu padahal baru dibersihkan dan tanda-tanda lainnya.
Selain membagikan masker, tim dari BPBD Kota Mataram juga menyampaikan imbauan agar masyarakat yang melakukan aktivitas di luar rumah untuk menggunakan masker dan kaca mata melalui mobil keliling yang dilengkapi dengan pengeras suara.
Sebaran Abu Vulkanik ke Arah BaratKepala Subdit Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hary Tirto Jatmiko mengatakan sebaran abu vulkanik dari anak gunung Rinjani atau Gunung Barujari ke arah barat dan barat daya.
"Sehingga mengganggu aktivitas Bandara Ngurah Rai, Bali, dan Selaparang, Lombok. Bandara terdekat lainnya yakni Bandara Internasional Lombok dan Banyuwangi juga diawasi ketat ," ujar Hary di Jakarta, Kamis.
Kedua bandara tersebut kemudian ditutup hingga Jumat (6/11). Menurut Hary, jika dalam beberapa hari ke depan arah angin masih ke arah yang sama, kemungkinan besar penutupan bandara diperpanjang.
Sebelumnya, pada Rabu (4/11), status Gunung Barujari, Lombok, Nusa Tenggara Barat, masih pada level waspada dengan area sebaran debu vulkanis mencapai ketinggian FL 200 atau sekitar 6.000 meter BMKG meminta agar tidak ada aktivitas masyarakat atau pengunjung di dalam radius tiga kilometer dan di dalam kaldera Rinjani.
Sementara itu, abu vulkanik dari produk letusan Gunung Barujari sangat halus sehingga dapat tersebar jauh dan tergantung kecepatan dan arah angin.
(antara)