Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono mengatakan peningkatan aktivitas vulkanik dari anak Gunung Rinjani, Gunung Barujari, belum bisa diprediksi sampai kapan.
"Belum bisa diprediksi. Ini meningkat aktivitasnya karena tekanannya juga lagi meningkat," kata Surono saat dihubungi CNN Indonesia, Kamis (5/11).
Lebih jauh, dia membantah meningkatnya tekanan pada Gunung Barujari disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik berupa pergerakan lempeng-lempeng tektonik yang menyebabkan adanya gempa di beberapa wilayah Indonesia baru-baru ini.
"Gempa juga lagi banyak karena Indonesia memang lereng gempa. Gunung api meletus ya baik-baik saja, memang sedang tinggi tekanannya," kata Surono.
Surono mengatakan Indonesia memang merupakan negara yang memiliki 127 gunung berapi, salah satunya adalah Gunung Rinjani. Berdasarkan informasi BNPB, Gunung Rinjani memiliki dua kerucut di bagian timur danau yaitu Gunung Barujari atau Gunung Tenga dengan ketinggian 2.376 m dpal dan Gunung Mas atau Gunung Rombongan dengan ketinggian 2.110 m dpal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gunung Barujari adalah salah satu kerucut atau anak dari Gunung Rinjani," kata Surono menjelaskan.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika memprediksi hujan di wilayah erupsi Gunung Rinjani, Lombok akan terjadi dua pekan ke depan. Abu erupsi Gunung Barujari yang berada di kawah Gunung Rinjani tersebut menghembuskan abu secara vertikal hingga ketinggan 1.500 meter.
Abu tersebut menganggu nyaris seribu jadwal penerbangan dari dan menuju Bali, Lombok, juga Banyuwangi, Jawa Timur. Bahkan abu vulkanik Gunung Barujari telah sampai di pusat kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, hari ini.
"Hujan di wilayah tersebut masih sekitar dua atau tiga pekan lagi. Jika secara cuaca bagus, tapi untuk hujan masih pertengahan November," kata Kepala Sub Bidang Informasi BMKG Hary Djatmiko saat dihubungi CNN Indonesia, Kamis (5/11).
(utd)