Jakarta, CNN Indonesia -- Gabungan aktivis pegiat antikorupsi menggelar aksi damai di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat menyambut Hari Antikorupsi se-dunia, Rabu besok 9 Desember.
Berdasarkan pantauan CNN Indonesia.com, aksi yang diikuti sekitar 50 orang ini bertema 'Bersihkan DPR' ini berlangsung selama kurang lebih satu jam, dan dihadiri Indonesia Corruption Watch (ICW), Perempuan Indonesia Antikorupsi, YAPPIKA, dan Indonesia Budget Centre (IBC).
Aktivis ICW Wanna Alamsyah menyerukan keprihatinannya terhadap upaya pelemahan pemberantasan korupsi, di Indonesia. Hal itu ditunjukkan seperti masih dilanjutkannya pembahasan revisi UU KPK oleh pemerintah dan parlemen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kawan sekalian, ini bentuk keprihatinan apa yang terjadi di negeri ini, banyak upaya yang tidak mementingkan kepentingan rakyat. Beberapa minggu lalu, revisi UU KPK. Jika melihat dari draf sebelumnya, ini bentuk melemahkan KPK," kata Wanna saat berorasi di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (8/12).
Selain soal pemberantasan korupsi, Wanna juga menyoroti pelaksanaan sidang Mahkamah Kehormatan Dewan terhadap Ketua DPR, Setya Novanto, kemarin, yang berlangsung tertutup.
"Apa yang terjadi kemarin, kita tidak bisa menyaksikan sidang Setya Novanto karena tertutup, padahal rakyat meminta terbuka," ujar Wanna.
Perwakilan Perempuan Antikorupsi, Tri Mumpuni menyatakan sembilan butir pernyataan sikap, terhadap Ketua DPR Setya Novanto, salah satunya menyebut politikus Partai Golkar itu merupakan teladan terburuk, miskin integritas, etika dan tidak layak jadi panutan.
"Menuntut kepada Setya Novanto agar segera minta maaf kepada rakyat Indonesia dan mundur sebagai bentuk tanggung jawab," ucap Tri.
Sementara, peneliti IBC, Roy Salam mengharapkan agar parlemen secara serius memperkuat pemberantasan korupsi.
"Kita berharap, mendorong agar mereka bisa melakukan tindakan memperkuat pemberantasan korupsi," kata Roy.
Para pegiat antikorupsi itu juga menyoroti lambatnya proses seleksi calon pimpinan KPK, yang terkesan sengaja diulur waktunya.
Aksi itu membentangkan sebuah spanduk besar bertuliskan 'Selamat Hari Anti Korupsi' di pagar gedung DPR. Dalam spanduk itu juga tertuang sindiran ucapan 'terima kasih atas kerjasamanya' dari Asosiasi Koruptor Indonesia dan Forum Mafia Indonesia.
Dalam aksi ini, dilakukan juga pembacaan puisi dari Gerakan Anti Korupsi Lintas Kampus dan grup musik Efek Rumah Kaca yang membawakan dua buah lagu, yakni 'Mosi Tidak Percaya dan Di Udara'.
(bag)