Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Soetrisno Bachir mengaku segera menanggalkan jabatannya di partai, karena ia telah dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN).
Soetrisno bahkan menolak pernyataan yang menyebut bahwa jabatannya ini diberikan Jokowi sebagai 'hadiah' untuk PAN yang memutuskan bergabung dengan koalisi pemerintah.
"Saya tidak mewakili PAN, di sini sebagai
entrepeneur profesional. Kalau urusan PAN, urusannya Ketum. Saya juga nanti kan harus lengser keprabon kalau mendapat jabatan seperti ini, saya tidak boleh aktif lagi di partai," ujar Soetrisno di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soetrisno menjelaskan, KEIN yakin bahwa ini merupakan momentum bagi Indonesia untuk melakukan upaya industrialisasi dengan tidak hanya mengekspor bahan mentah, melainkan juga barang yang telah diproses, sehingga memiliki nilai tambah.
Soetrisno menyebut Indonesia siap untuk meniru langkah Korea Selatan, Jepang, Taiwan, dan China sebagai negara-negara yang sukses menerapkan konsep industrialisasi.
Dalam waktu sekitar sebulan ke depan, ucapnya, KEIN akan membuat peta jalan ekonomi industri dan rekomendasi yang sesuai dengan peta jalan itu.
Mantan Ketua Umum PAN ini mengaku mendapatkan mandat dari Presiden untuk mencari jalan bagaimana tahun ini bisa lebih cepat nenurunkan suku bunga agar Indonesia mampu menjadi lebih kompetitif dibanding negara-negara lain, khususnya dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
"Jadi masukan-masukan yang kami berikan memang karena kebanyakan anggota KEIN para profesional dan entrepreneur yang sudah biasa melakukan keputusan-keputusan," katanya.
Soetrisno pun mengaku mendapat arahan presiden untuk memberikan rekomendasi-rekomendasi yang bisa langsung dieksekusi dan dijalankan, bukan yang mengawang-awang. Ia menuturkan, KEIN akan berkoordinasi dengan para menteri terkait, sebelum akhirnya menyampaikan rekomendasinya kepada presiden.
"Kami semua optimis kita akan menjadi negara industri yang kuat seperti dulu waktu zaman Orba, bahkan waktu itu industri kita pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi, nah sekarang lebih rendah. Justru ini sekarang momentumnya, era pemerintahan sekarang diharapkan industri pertumbuhannya harus lebih tinggi," ujarnya.
(adt)