Jakarta, CNN Indonesia -- Pengadilan Negeri Jakarta Barat kembali menggelar sidang lanjutan dengan terdakwa simpatisan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Robby Risa Putra. Kali ini majelis hakim akan membacakan putusan pengadilan kepada Robby.
"Kami siap hadapi putusan," kata kuasa hukum Robby, Asludin Hatjani saat dihubungi CNN Indonesia, Rabu (17/2). "Sidang dengan agenda putusan atas nama Robby Risa Putra jam 10 pagi jadwalnya," tambahnya. Namun hingga berita ini diturunkan, persidangan belum juga dimulai.
Dalam kasus ini, jaksa menuntut Robby dengan hukum pidana selama lima tahun penjara. Dia didakwa telah melanggar Pasal 13 huruf c Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama persidangan, Robby (39) mengaku membantu Aprimul Hendry yang juga simpatisan ISIS, untuk memberangkatkan lima orang ke Turki. Kelimanya adalah Harizal, Hakim, Yahya, Rohim, dan Zaki. Peran Robby sebagai orang yang mencari tiket penerbangan.
Robby mengatakan, orang yang diberangkatkan pertama kali bernama Harizal, pada Februari 2013 dengan tujuan Turki yang berbatasan langsung dengan Suriah. Harizal berangkat dari Jakarta kemudian transit di Kuala Lumpur, Malaysia. Dia menggunakan pesawat Malaysia Airlines menuju Istambul, Turki.
Menurut Robby, Aprimul pernah melakukan transfer uang sebesar Rp24 juta untuk memesan tiket pesawat ke Turki. Menurutnya, uang tersebut untuk perjalanan empat orang.
Sementara, Zaki memberikan uang Rp14 juta kepada Robby untuk tiket perjalanan pergi dan pulang. Zaki berangkat pada Maret 2014.
"Dia ingin menyusul Hari. Aprimul minta tolong saya untuk pesankan tiket," katanya.
Zaki sempat ditolak berangkat oleh pihak maskapai lantaran dia memilih membeli tiket hanya sekali perjalanan keberangkatan. Alasannya lebih irit ongkosnya.
"Zaki minta satu tiket perjalanan saja, katanya biar lebih irit, tapi travel minta PP. Uang itu dari dia sendiri," ujar Robby
Robby mengatakan lima orang yang diberangkatkan berasal dari Bukit Tinggi. Robby diminta bantuan karena di tempat tinggal Aprimul tidak ada tiket pesawat yang dapat dipesan secara online.
"Aprimul di Bukit Tinggi, saya di Jakarta. Karena merasa ada hubungan emosional secara teman lama, saya tidak keberatan (membantu)," kata Robby.
Robby mengaku mengenal Aprimul sejak masa sekolah di Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Namun sejak 1995 mereka berpisah, dan bertemu kembali di masjid Al Jihad Bukit Tinggi pada 2012. Pertemuan saat itu, kata Robby, dalam rangka itikad Ramadhan.
"Saya diminta tolong karena mereka ingin bergabung dengan misi kemanusiaan," katanya. Robby mengaku tidak mendapat imbalan apapun dari bantuannya itu.
Setelah keberangkatan itu, Robby mengaku tidak berkomunikasi lagi dengan orang-orang yang dia berangkatkan. Mereka hanya berkabar kepada Aprimul, lalu kabar itu diteruskan ke Robby.
Jaksa penuntut umum yang membacakan berita acara pemeriksaan Robby mengatakan, motivasi Robby membantu Aprimul di antaranya untuk menolong saudara Muslim di Suriah yang dizalimi oleh Presiden Bashar al Assad, menegakkan syariat Islam, serta membantu teman satu kampung.
(abm)