Kapolda Kalbar: Polisi Pelaku Mutilasi Berkarakter Baik

Abraham Utama | CNN Indonesia
Sabtu, 27 Feb 2016 13:21 WIB
Brigadir Petrus Bakus yang dituduh memutilasi dua anak kandungnya, pada Pilkada Melawi Desember 2015 lalu, juga pernah mendapat tugas mengawal calon bupati.
Kapolda Kalimantan Barat Brigjen Arief Sulistyanto menyebut polisi pelaku mutilasi anak selama ini tidak pernah bermasalah dengan institusinya dan pernah diserahi tugas penting. (CNN Indonesia / Aulia Bintang Pratama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kepolisian Polda Kalimantan Barat Brigadir Jenderal Arief Sulistyanto mengatakan, Brigadir Petrus Bakus, anggota Satuan Intelijen Keamanan Polres Melawi yang diduga memutilasi dua anak kandungnya, memiliki kepribadian yang baik.

Arief berkata, pada pemilihan kepala daerah di Melawi Desember 2015 silam, Petrus bahkan mendapatkan tugas untuk mendampingi salah satu calon bupati.

Tindak pidana mutilasi yang dituduhkan kepada Petrus, menurut Arief, di luar dugaan insitusinya. "Dalam aktivitas sehari-hari, keadaannya baik-baik saja,” ujarnya saat ditemui di Melawi, seperti dilansir Antara, Sabtu (27/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam waktu dekat, Arief menuturkan, kepolisian pun akan melakukan tes psikologis terhadap Petrus.

Berdasarkan informasi terakhir yang ia kumpulkan dari penyidik, Arief berkata, kesehatan Petrus yang kini ditahan kepolisian dalam kondisi baik. Namun, Petrus disebut terus meracau, menyebut mutilasi yang dilakukannya merupakan perintah dari Tuhan.

“Dia mendapat bisikan untuk melakukan itu semua, sehingga dia mengakui melakukan itu dalam keadaan sadar," ucap Arief.

Untuk mendukung penyidikan, Wakil Direktorat Kriminal Umum Polda diperintahkan memimpin kerja personel Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) dan para dokterforensik.
Arief mengatakan, tim tersebut saat ini sedang menjalankan otopsi yang hasilnya akan digunakan sebagai alat bukti di persidangan. Selain memeriksa tempat kejadian perkara, Tim Inafis bersama para penyidik juga masih mengumpulkan informasi dari para saksi.

Diberitakan sebelumnya, Brigadir Petrus Bakus menjadi tersangka kasus mutilasi dua anak kandungnya yang masih balita. Kepolisian menyebut, peristiwa itu terjadi di rumah Petrus. 

Kabid Humas Polda Kalbar, Ajun Komisaris Besar Arianto menuturkan, Petrus diduga melakukan perbuatan keji tersebut lantaran mengidap schizophrenia.

Perilaku aneh Petrus mulai terlihat pada Jumat (26/2), sekitar pukul 00.00 WIB. Petrus disebut membawa kedua anaknya, Fabian (4) dan Amora (3), ke rumah dinas Kasat Intel Ajun Komisaris Amad Kamiludin di Asrama Polres Melawi.

Sesampainya di rumah Amad, Petrus hanya bertemu dengan Kapolsek Menukung, Ajun Komisaris Sofyan. Mendapati orang yang dicari tidak ada, Petrus pun memilih kembali pulang ke asrama.

Pada saat itulah perbuatan keji Petrus terjadi. Petrus dikatakan memutilasi dua anaknya ketika istrinya terlelap. Istrinya terbangun ketika Petrus datang dengan membawa parang yang berlumuran darah dan hendak membunuh istrinya.
Istri Petrus pun teriak dan terdengar oleh masyarakat sekitar. Kapolsek Manukung beserta anggota piket di dekat asrama kemudian mendekati sumber teriakan, dan mendapati Petrus sudah menyerahkan diri.

Berdasarkan pengakuan dari sang istri, kata Arief, Petrus belakangan sering marah-marah dan mengaku kerap mendapat bisikan. (abm)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER