LIPUTAN KHUSUS

'Napas' Amerika dalam Pesawat Tempur Indonesia-Korsel

Anggi Kusumadewi, Resty Armenia, Prima Gumilang | CNN Indonesia
Rabu, 02 Mar 2016 14:59 WIB
AS, Korea Selatan, dan Indonesia menggelar pertemuan trilateral, membahas rencana transfer teknologi untuk jet tempur KF-X/IF-X yang dibuat Korsel bersama RI.
AS, Korea Selatan, dan Indonesia menggelar pertemuan trilateral, membahas rencana transfer teknologi untuk pesawat tempur KF-X/IF-X yang dibuat Korsel bersama RI. (Dok. PT Dirgantara Indonesia)
Sampai sekarang transfer teknologi inti untuk KF-X/IF-X masih terus diupayakan terwujud. Perundingan kini melibatkan Indonesia setelah pemerintah RI resmi menandatangani kontrak kerja sama dengan Korea Selatan untuk menggarap fase kedua proyek KF-X/IF-X, yakni pembuatan prototipe pesawat, pada 7 Januari 2016.
 
“Korea belum tentu mendapatkan semua teknologi Amerika. Perlu negosiasi. Oleh sebab itu Korea juga mengembangkan teknologi sendiri. Soal ini harus kami selesaikan dalam waktu dua-tiga tahun ke depan. Teknologi mana yang bisa dapat dari Amerika, dan mana ya tidak sehingga dicari dari sumber lain,” ujar Heri Yansyah, Kepala Program KF-X/IF-X PT Dirgantara Indonesia.
 
Direktur Utama PTDI Budi Santoso berkata, “Jujur saja, tidak ada satu perusahaan pun yang akan memberikan teknologi kuncinya kepada siapapun. Yang namanya transfer teknologi, yang kita dapatkan itu bukan teknologi kunci.”
Proyek pesawat tempur selalu menjadi perhatian dunia. “Proses pembuatan pesawat KF-X/IF-X pun sudah menjadi perhatian internasional, bahkan saat masih rencana penentuan jenis pesawat. Baru mau bilang stealth, pesawat siluman, sudah ada yang ‘teriak-teriak’,” ujar Budi.

KF-X/IF-X lebih tepat disebut jenis pesawat semisiluman –mengadopsi teknik geometri pesawat siluman, namun tak menggunakan material jet siluman.
 
“KF-X/IF-X mendekati pesawat tempur generasi kelima (stealth fighter), tapi tidak menyaingi,” kata Direktur Teknologi dan Pengembangan PTDI, Andi Alisjahbana, dalam wawancara dengan CNNIndonesia.com.


Pun, mengharapkan lisensi sejumlah komponen avionik sepeti radar dan rudal yang masih diproduksi terbatas oleh negara-negara besar seperti AS, agak sulit.
 
“Kebijakan Amerika, kerahasiaan teknologi kunci harus dijaga, tidak boleh diberikan ke siapapun dan negara manapun,” kata Eris Herryanto, Wakil Ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan RI.
 
Walau begitu, ujar Eris, perusahaan-perusahaan Korea Selatan yang bergerak di bidang teknologi sejak dua tahun lalu mulai mengembangkan teknologi jet tempur. “Sekarang memang belum selesai, tapi tingkat keberhasilannya sudah mendekati 100 persen.”
 
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan RI Anne Kusmayati mengatakan, total tak kurang dari 74 jenis teknologi yang harus dimiki suatu pesawat tempur, mulai aerodinamik, struktur, persenjataan, sistem logistik teintegrasi, dan lain-lain.
 
Berbagai teknologi dalam pengembangan KF-X/IF-X dibagi dalam paket pekerjaan. “Ada yang bisa diikuti Indonesia, ada yang tidak. Tapi Korea tetap memberikan kesempatan,” kata Anne.
 
Kompatibel dengan AS
 
Teknologi yang akan digunakan dalam KF-X/IF-X sesungguhnya bukan hanya berasal dari AS. “Ada teknologi Eropa juga, tapi bukan Rusia. Tapi memang lebih banyak teknologi Amerika,” kata Andi.
 
Ini karena Korea Selatan dan AS selama ini memang bersekutu. “Korsel memiliki pakta pertahanan dengan Amerika. Jadi semisal Korsel diserbu Korea Utara, Amerika akan menolong,” ujar Andi.
 
Untuk itu peralatan tempur Korea Selatan dengan AS mesti kompatibel satu sama lain. “Kalau Korsel pakai peluru lima milimeter, Amerika tujuh mili, ya tidak masuk ke senjatanya sehingga jika peluru Korsel habis, tidak bisa pakai peluru Amerika. Sederhananya begitu,” imbuh Andi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(agk/sip)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER