Tim Penyelam Rafelia II Temukan Jenazah Diduga Nakhoda Kapal

Yuliawati | CNN Indonesia
Minggu, 06 Mar 2016 14:48 WIB
Tim penyelam sejak pagi hari berupaya mencari nakhoda kapal yang bernama Bambang S Adi. Dalam penyisiran sebelumnya, tim belum berhasil menemukan nakhoda.
Timsar melakukan pencarian korban Kapal KMP Refelia II yang tenggelam di Selat Bali, Banyuwangi, Jumat (4/3). KMP Rafelia II yang beroperasi dari Pelabuhan Gilimanuk Bali menuju Pelabuhan Ketapang, tenggelam di Selat Bali sekitar pukul 13.10 WIB. (ANTARA FOTO/ Budi Candra Setya).
Banyuwangi, CNN Indonesia -- Tim gabungan penyelam dari Basarnas, TNI AL dan Satpol Air Polres Banyuwangi kembali menyisir KMP Rafelia II yang tenggelam di perairaan Selat Bali, pada Jumat (4/3). Pada hari ini, tim penyelam menemukan jenazah di ruangan anjungan KMP Rafelia II dalam posisi masih memegang kemudi.

"Di anjungan sesuai prediksi semula, kemungkinan nakhoda. Jadi posisi dia berada di belakang kemudi, hingga akhir hayatnya masih memegang kendali," ungkap Komandan Pangkalan Angkatan Laut (DanLanal) Banyuwangi, Letkol Laut (P) Wahyu Endriawan usai evakuasi, Minggu (6/3/2016) seperti dilaporkan detikcom.

Jenazah yang ditemukan telah dievakuasi dari bangkai kapal dan dibawa ke tepi pantai Ketapang dengan kapal milik TNI AL Banyuwangi. Kemudian, jenazah yang dimasukkan ke dalam kantong mayat dibawa ke RSUD Blambangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya jenazah akan diidentifikasi oleh tim khusus untuk memastikan apakah jenazah itu merupakan nakhoda kapal.  "Kami harus menunggu identifikasi untuk kepastian," tutupnya.
Tim penyelam sejak pagi hari berupaya mencari nakhoda kapal yang bernama Bambang S Adi. Dalam penyisiran sebelumnya, tim belum berhasil menemukan nakhoda.

Menurut Direktur Operasional Basarnas, Brigjen TNI (Mar) Ivan Ahmad Rizki Titus kepada detikcom, karakteristik arus Selat Bali, sangat berbeda dengan perairan lainnya. Arus dominan kencang saat sore hingga malam hari. Sedangkan pada pagi hari kondisi arus berubah-ubah.

"Yang paling aman untuk penyelam itu sekitar pukul 10 pagi hingga 12 siang. Kecepatan arus di bawah 5 knot. Sehingga tidak membahayakan penyelam," tambahnya.
Lokasi tenggelamnya KMP Rafelia II ini, dasar air lautnya berlumpur. Karena itu kencangnya arus membuat pandangan penyelam tak maksimal. Saat arus tidak terlalu kencang, jarak pandang hanya 1 meter.

"Jarak pandang memang pendek. Selain itu kondisi di dalam kapal gelap karena posisi kapal terbalik, lumpur yang terbawa arus juga mengganggu pengelihatan," tambahnya. Penyelam akan mencari di permukaan perairan yang berjarak hingga 2 mil dari lokasi tenggelamnya kapal.

Dalam pencarian, Sabtu (4/3) tim mengevakuasi empat korban meninggal. Mereka adalah Eloh Masturoh dan anaknya Mohammad Ramlan warga Olehsari, Kecamatan Glagah Banyuwangi, Agus Tia warga Karawang dan Puji Purnomo.
Dari hasil pemeriksaan sementara, polisi menduga penyebab tenggelamnya kapal karena kapal kelebihan muatan. Selain itu muatan kendaraan yang berada di kapal tidak terikat sehingga membuat kapal miring dan posisi tak seimbang. (yul)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER