Jokowi, Pejabat Negara hingga Seniman Berduka untuk JS Badudu

Abraham Utama | CNN Indonesia
Minggu, 13 Mar 2016 13:41 WIB
Indonesia disebut kehilangan seorang tokoh penting. Di sisi lain, wafatnya JS Badudu diwarnai keprihatinan atas pudarnya kebanggaan berbahasa nasional.
Jenazah pakar bahasa Indonesia dan guru besar linguistik Jusuf Syarif Badudu sesaat sebelum diberangkatkan ke Taman Makam Pahlawan usai disalatkan di masjid Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Minggu (13/3). (ANTARA FOTO/Agus Bebeng)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo mengucapkan belasungkawa atas wafatnya pakar linguistik, Jusuf Sjarif Badudu. Jokowi berkata, Indonesia kehilangan seorang tokoh penting.

"Bangsa Indonesia kehilangan JS Badudu. Sepanjang hidupnya diabdikan untuk bahasa Indonesia. Pengabdiannya jadi teladan kita bersama," tulis Jokowi pada akun Twitternya, @jokowi, Minggu (13/3).

Tak hanya Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla pun mengutarakan belasungkawanya atas kepergian ahli bahasa yang kerap disapa Jus Badudu itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Duka cita mendalam atas wafatnya Bapak JS Badudu. Semoga almarhum diberi tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga diberi ketabahan," tulis Kalla melalui akun Twitternya.

Anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Barat, Popong Otje Djundjunan menuturkan, Jus merupakan putra terbaik Indonesia di bidang ilmu tentang bahasa.

Popong berkata, mayoritas warga Indonesia pasti sependapat dengannya, bahwa Jus telah memberikan kontribusi besar kepada bahasa nasional.

"Dia adalah orang yang patut dihargai. Tentunya Indonesia kehilangan karena tidak banyak pakar bahasa Indonesia terbaik," tuturnya usai melayat jenazah Jus di Masjid Al Jihad Universitas Padjajaran, Bandung, pagi tadi, seperti dilansir Antara.

Politikus senior tersebut mengkritik generasi muda yang saat ini disebutnya lebih senang berbahasa asing dibandingkan berbahasa Indonesia.

"Boleh menguasai bahasa asing, tapi jangan lupakan bahasa sendiri," katanya.

Hal senada dituturkan penulis Maman Suherman melalui akun Twitternya. Ia mengatakan, warga Indonesia tidak lagi bangga menggunakan bahasa nasional.

"Meskipun banyak orang tidak lagi bangga berbahasa Indonesia secara baik dan benar, beristirahatlah dalam damai, Pak Jus Badudu," cuitnya.

Jenazah Jus dimakamkan dengan prosesi militer di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung. Proses pelepasan jenazah diserahkan anak keenam Jus, Rizal Badudu, di Masjid Al Jihad.

Sebelum dilepas secara militer, keluarga, kolega dan keluarga besar Universitas Padjajaran menyelenggarakan salat jenazah di masjid tersebut.

Cucu Jus, Ananda Badudu, mengatakan kakeknya wafat Sabtu malam kemarin di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, pada usia 89 tahun akibat komplikasi penyakit. Pria yang lahir di Gorontalo tersebut meninggalkan sembilan anak, 23 cucu dan dua cicit.

Selama hidupnya, Jus telah menerbitkan sejumlah karya penting, antara lain Pelik-pelik Bahasa Indonesia (1971), Membina Bahasa Indonesia Baku (1980), Inilah Bahasa Indonesia yang Benar (1993), Kamus Umum Bahasa Indonesia (1994), Kamis Kata-kata Serapan Asing (2003) dan Kamus Peribahasa (2008).

Setidaknya terdapat tiga tanda kehormatan dari pemerintah yang pernah Jus dapatkan, yaitu Satyalencana Karya Satya (1987), Bintang Mahaputera Nararya (2001), dan Anugerah Sewaka Winayaroha (2007). (abm)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER