Jakarta, CNN Indonesia -- Sumber daya air di Indonesia masih berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Pemerintah berencana membangun 49 waduk dan merehabilitasi 3 juta hektare jaringan irigasi yang sudah ada. Selain itu akan dilakukan pengembangan jaringan cetak sawah 1 juta hektare.
Mudjiadi Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR mengatakan: “Dari data yang ada, kalau kita jumlahkan jumlah tampungan air dari waduk-waduk yang kita buat dibagi jumlah kapita, itu kira-kira baru 53 meter kubik per kapita. Lha itu yang namanya Etophia itu 38, tetangga kita Thailand itu 1.200 meter kubik per kapita. Kita kan sangat jauh itu.”
Di samping itu, dari 7,4 juta hektare irigasi yang ada di Indonesia, hanya sekitar 11 persen yang airnya berasal dari waduk. Masalahnya, kalau sumber air bukan dari waduk, irigasi itu sangat tergantung pada iklim. “Kalau iklimnya seperti kemarin kekeringan kan banyak yang kekeringan. Tapi yang dari waduk tidak,” katanya, di Nusa Dua, Bali, pekan lalu.
Krisis sumber daya air sebetulnya tak hanya melanda Indonesia. Krisis yang sama juga terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk Asia. Itulah sebabnya, telah digelar pertemuan pertama Asian Water Council digelar di Nusa Dua, Bali, pada 24-26 Maret lalu.
Pertemuan yang dihadiri 200 peserta dari berbagai negara Asia ini membahas tiga isu utama terkait siklus air, yaitu penggunaan air untuk semua aspek, perlindungan lingkungan hidup, dan mitigasi bencana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada pertemuan itu antara lain terungkap strategi mengatasi permasalahan sumber daya air di Asia, seperti disebutkan oleh Agus Suprapto, Direktur Bina Penatagunaan Sumber Daya Air Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sekaligus ketua panitia penyelenggara pertemuan tersebut.
Asian Water Council menyodorkan strategi pertama yaitu air sebagai sasaran dan tujuan untuk pembangunan berkelanjutan di Asia. Strategi kedua adalah menyediakan program yang jadi wadah bagi negara-negara Asia serta pemangku kepentingan yang berkaitan dengan Asian Water Council untuk bekerja sama menghadapi tantangan di bidang sumber daya air.
Strategi ketiga adalah mengadopsi Smart Water Management Initiative, yang dianggap sebagai solusi tepat mengatasi permasalahan air di negara-negara Asia.
Pada hari terakhir pertemuan itu, para peserta diajak mengunjungi Museum Subak. Subak adalah sistem pertanian Bali yang mengatur irigasi secara adil dan merata kepada seluruh anggotanya.