15 juta Motor di Jakarta, Alasan Pelarangan di Jalan Sudirman
Priska Sari Pratiwi | CNN Indonesia
Selasa, 19 Apr 2016 12:06 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Jumlah sepeda motor di DKI Jakarta yang sangat banyak menjadi alasan rencana pelarangan di Jalan Jenderal Sudirman. Sepeda motor juga dituding menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas yang selama ini terjadi di ibu kota.
Menurut Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Risyapudin, dari 18 juta kendaraan yang ada di Jakarta, 15 juta di antaranya adalah sepeda motor. Mobil menurutnya hanya sekitar 3 juta. Karena itu dinilai perlu membatasi jalur bebas sepeda motor seperti yang selama ini diterapkan di Jalan MH Thamrin dan Jalan Merdeka Barat.
Pengendara sepeda motor juga dinilai rentan mengalami kecelakaan lalu lintas karena mereka mudah letih saat mengendarai kendaraanya.
"Naik sepeda motor di Jakarta itu dampaknya ke kesehatan si pengemudi. Bayangkan perjalanan jauh dan macet, pasti sudah capek," kata Risyapudin saat dihubungi, Selasa (19/4). Karena itu pelarangan sepeda motor di beberapa jalan protokoldinilai Risyapudin efektif untuk menjaga kondisi pengendara.
Namun di sisi lain, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menurutnya juga harus mengimbangi dengan menyediakan kantong parkir sepeda motor di sejumlah tempat. Dengan begitu, pengendara sepeda motor bisa aman memarkir kendaraannya sebelum melanjutkan perjalanan menggunakan angkutan umum.
Pemprov DKI Jakarta berencana melarang sepeda motor melintas di sepanjang jalur dari mulai Bundaran Hotel Indonesia hingga Bundaran Patung Pemuda. Pelarangan ini menambah panjang jalur terlarang bagi sepeda motor setelah sebelumnya Jalan MH Thamrin dan Jalan Merdeka Barat juga jadi jalur terlarang.
Pelarangan ini berdasarkan hasil evaluasi penghapusan sistem 3 in 1 sejak dua pekan terakhir.
Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bahkan ingin seluruh jalan protokol di Jakarta steril dari kendaraan roda dua.
Meski belum ada data pasti soal efektivitas pelarangan jalur, Risyapudin yakin kebijakan pelarangan sepeda motor di jalur protokol bisa mengurai kemacetan di jalur sibuk.
Selain mengurangi kemacetan, warga ibu kota juga bisa nyaman karena potensi kecelakaan lalu lintas yang melibatkan sepeda motor bisa dikurangi. (sur)
Menurut Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Risyapudin, dari 18 juta kendaraan yang ada di Jakarta, 15 juta di antaranya adalah sepeda motor. Mobil menurutnya hanya sekitar 3 juta. Karena itu dinilai perlu membatasi jalur bebas sepeda motor seperti yang selama ini diterapkan di Jalan MH Thamrin dan Jalan Merdeka Barat.
Pengendara sepeda motor juga dinilai rentan mengalami kecelakaan lalu lintas karena mereka mudah letih saat mengendarai kendaraanya.
"Naik sepeda motor di Jakarta itu dampaknya ke kesehatan si pengemudi. Bayangkan perjalanan jauh dan macet, pasti sudah capek," kata Risyapudin saat dihubungi, Selasa (19/4). Karena itu pelarangan sepeda motor di beberapa jalan protokoldinilai Risyapudin efektif untuk menjaga kondisi pengendara.
Namun di sisi lain, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menurutnya juga harus mengimbangi dengan menyediakan kantong parkir sepeda motor di sejumlah tempat. Dengan begitu, pengendara sepeda motor bisa aman memarkir kendaraannya sebelum melanjutkan perjalanan menggunakan angkutan umum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelarangan ini berdasarkan hasil evaluasi penghapusan sistem 3 in 1 sejak dua pekan terakhir.
Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bahkan ingin seluruh jalan protokol di Jakarta steril dari kendaraan roda dua.
Selain mengurangi kemacetan, warga ibu kota juga bisa nyaman karena potensi kecelakaan lalu lintas yang melibatkan sepeda motor bisa dikurangi. (sur)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK