Seabad Lagi, Ruang Hijau Jakarta Baru Bisa Capai 30 Persen

Gloria Safira Taylor | CNN Indonesia
Rabu, 27 Apr 2016 08:40 WIB
Butuh waktu 113 tahun untuk menghijaukan ibu kota Republik Indonesia yang demikian pengap. Sulitnya pembebasan lahan jadi persoalan utama.
Butuh waktu 113 tahun untuk menghijaukan ibu kota Republik Indonesia yang demikian pengap. Sulitnya pembebasan lahan jadi persoalan utama. (CNN Indonesia/Aulia Bintang Pratama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta menyatakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di ibu kota baru akan memenuhi target 30 persen dari luas total Jakarta pada tahun 2119 atau 113 tahun lagi.
 
Waktu lebih dari seabad untuk menghijaukan ibu kota dibutuhkan karena begitu sulitnya persoalan pembebasan lahan.
 
Sampai saat ini, Ruang Terbuka Hijau baru memenuhi 9,98 persen dari luas Jakarta. Kondisi ini beberapa waktu lalu sempat membuat kesal Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
 
“Target RTH itu 30 persen, tapi untuk mencapai 10 persen saja tak bisa,” kata Ahok ketika meresmikan Ruang Terbuka Hijau Taman Jagakarsa di Jakarta Selatan.
 
Sumber CNNIndonesia.com di Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta mengatakan, untuk mempercepat proses terpenuhinya RTH, pihaknya harus mengelola 300 hektare lahan dalam setahun. Padahal mereka hanya mampu mengelola rata-rata 10 hektare dalam setahun. Ini jadi persoalan sendiri.
 
“(Mengelola 10 hektare) itu pun jika pengerjaannya lancar 100 persen, termasuk dalam proses pembebasan lahan,” kata dia.
 
Dari 30 persen target Ruang Terbuka Hijau Jakarta, sebanyak 20 persen merupakan bagian publik, dan 10 persen lagi ranah pribadi. Dari 20 persen yang dikelola publik, 12,5 persen untuk taman, 6 persen untuk hutan kota, dan untuk lain-lain 1,5 persen.
 
Tak terencana
 
Gubernur Ahok, ujar sumber di Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta, kerap melakukan tindakan tanpa perencanaan. Salah satunya seperti yang terjadi di Kalijodo, Jakarta Utara.
 
Pembebasan lahan alias penggusuran di Kalijodo, kata dia, dilakukan tanpa pemberitahuan lebih dulu kepada Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta.
 
Pembongkaran lahan yang tak terencana, menurutnya, menimbulkan persoalan anggaran karena dana pembangunan kembali tak terdaftar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta.
 
Itu sebabnya Ahok menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan. Melalui dana corporate social resposibility (CSR) perusahaan-perusahaan tersebut, pembangunan dapat dilakukan.
Kalijodo sendiri, dalam konsep Jakarta Smart City, masuk kawasan Ruang Terbuka Hijau. Saat ini pascadigusur, Kalijodo belum mengalami perubahan, masih dipenuhi puing bangunan. Istri Ahok, Veronica Tan, disebut sedang merancang pembangunan taman di Kalijodo.

Secara terpisah, bulan lalu Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Ratna Dyah Kurniati mengatakan menargetkan luas Ruang Terbuka Hijau Jakarta bisa bertambah 50 hektare per tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER