Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi yang menembak mati pelaku teror di kawasan Thamrin, Jakarta, Januari lalu, Ajun Komisaris Besar Untung Sangaji, menyatakan siap mundur dari profesinya untuk maju ke pemiliha Bupati Seram Barat.
Namun, Untung membantah pencalonan itu merupakan bentuk kekecewaannya karena tidak kunjung mendapat kenaikan pangkat dari Polri.
"Enggak ada hubungannya. Saya tidak kecewa atas itu. Tapi kalau saya disuruh mundur sebagai polisi, saya siap. Ini untuk negara juga," ujar Untung di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (3/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untung mengklaim, ia telah mendapat dukungan dari sejumlah partai terkait pencalonannya sebagai bupati. Ia juga telah memilih seorang dosen di Universitas Pattimura untuk mendampinginya sebagai calon wakil bupati.
"Saya pilih wakil dari cendekiawan. Ini bisa jadi penyeimbang antara polisi dan dosen," katanya.
Untung menuturkan, pencalonannya ini berawal dari keinginannya untuk membangun daerah asalnya. Ia mengaku telah cukup mengantongi kemampuan dan dukungan dari daerahnya tersebut.
Untung yang selama ini bertugas sebagai polisi perairan mengatakan, ia rela menjual mobilnya yang bermerk Wrangler untuk membuat lapangan latihan tembak.
"Terlalu banyak saya membangun di kota besar, mereka (warga) minta, 'ayo Bang bangun kampung kita'," tuturnya.
Untuk memenangkan pemilihan kepala daerah, kata Untung, ia tidak hanya bermodalkan strategi melawan teroris, namun juga strategi membangun desa.
Ia berkata, kekayaan alam di Kabupaten Seram Barat selama ini belum dikelola dengan baik.
Kalaupun akhirnya tidak terpilih, Untung berjanji tidak akan kecewa. "Kalau tidak bisa ya sudah, ini pengabdian. Bupati bagus, polisi juga bagus," ucapnya.
(abm)