Tokoh Lintas Sektoral Galang Kekuatan Lewat Ormas Baru PIM

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Rabu, 04 Mei 2016 01:30 WIB
Pergerakan Indonesia Maju (PIM) akan menggelar dua aksi pada 21 Mei 2016, yakni membangun desa pintar dan desa mandiri energi.
Din Syamsuddin memperkenalkan Pergerakan Indonesia Maju pada Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla, Selasa (3/5). (CNN Indonesia/Aulia Bintang Pratama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Organisasi kemasyarakatan baru terbentuk dan menamakan diri sebagai Pergerakan Indonesia Maju (PIM). Ormas yang dibentuk pada awal April 2016 tersebut digawangi oleh sejumlah tokoh, antara lain mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin dan peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro.

Hampir sebulan setelah dibentuk, PIM mulai memperkenalkan diri mereka ke publik, termasuk ke Pemerintah Indonesia. Pada Selasa (3/5), PIM  mengunjungi Kantor Wakil Presiden Indonesia untuk berkenalan sekaligus audiensi dengan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla.

"Jumlah dewan nasional (PIM) ada 45 orang yang terdiri atas tokoh, figur lintas agama, lintas suku, lintas profesi, dan lintas gender," kata Din Syamsuddin saat ditemui di Kantor Wakil Presiden.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Din, tujuan dibentuknya PIM adalah untuk menggalang kekuatan guna bekerjasama menanggulangi berbagai masalah bangsa dan memajukan kehidupan masyarakat.

Sejumlah aksi pun sudah dipersiapkan oleh ormas yang baru akan resmi memperkenalkan diri ke publik pada 21 mei 2016 tersebut. Setidaknya akan ada dua aksi yang sudah dipersiapkan oleh Din dan kawan-kawan, pertama adalah pembentukan desa pintar dan kedua pembentukan desa mandiri energi.

Untuk desa pintar atau smart village, jelas Din, akan dibangun demi meningkatkan kecerdasan masyarakat. Fokusnya bukan hanya menghilangkan buta huruf, tetapi juga untuk meningkatkan kemapuan berpikir masyarakat untuk kemajuan bangsa.

Sementara desa mandiri energi, lanjut Din, akan dibentuk guna menjawab persoalan keterbatasan energi di daerah-daerah. Menurut Din, hingga kini masih banyak rakyat yang rumahnya tak dialiri listrik, bahkan mereka pun tak memiliki rumah dan malah tinggal bersama ternak milik mereka.

"Oleh sebab itu kami akan mencoba membangun apa yang kami sebut dengan rumah aladin atau atap lantai dinding," katanya.

"Jadi gerakan ini dari kita dan untuk kita semua khususnya masyarakat Indonesia karena gerakan ini berangkat dri cita-cita, semangat, dan tekad kita semua," tuturnya. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER