Jakarta, CNN Indonesia -- Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjajaran membatalkan seminar bertema 'Marxisme sebagai Ilmu Pengetahuan' sehari sebelum acara diselenggarakan. Langkah tersebut diambil pada Rabu (18/5) setelah pihak kampus mendapatkan intervensi dari organisasi kemasyarakatan, Front Pembela Islam.
Padahal, menurut Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Unpad Farhan Noval Iskandar pada pertengahan April 2016 lalu, pihak kampus telah mengizinkan acara yang diprakarsai oleh Departemen Hubungan Eksternal dan Aksi Strategis BEM FISIP Unpad itu.
Bahkan menurutnya Dekanat FISIP Unpad telah mencairkan anggaran penyelenggaraan acara yang menghadirkan Muhammad Firman Eko Putra dari Rumah Kiri dan Rolip Saptamaji sebagai pembicara tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Farhan pun mengaku kecewa dengan keputusan pihak kampus. Menurut dia, seharusnya pihak kampus mengabaikan intervensi FPI dan membiarkan mahasiswa tetap menyelenggarakan seminar.
"Ini kan kajian yang dalam perkuliahan pun diajarkan. Mengapa pihak kampus malah mengikuti kemauan ormas itu daripada melindungi mahasiswanya?" kata Farhan saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (13/5).
Akan Jadi Kuliah UmumDihubungi terpisah, Ketua Pusat Kajian Politik dan Keamanan Unpad Muradi mengatakan seminar 'Marxisme sebagai Ilmu Pengetahuan' tidak dibatalkan. Menurutnya penyelenggaraan acara itu ditunda menjadi pekan depan dengan format kuliah umum.
"Komitmen dekanat dan rektorat tetap menyelenggarakan acara itu," katanya.
Dia menjelaskan, penundaan terpaksa dilakukan pihak kampus setelah melihat dinamika yang terjadi di tengah masyarakat saat ini. Meskipun tetap membahas marxisme nantinya, menurut Muradi pihak kampus berharap seminar lebih menyentuh aspek akademis.
Memang, belakangan ini marxisme bersama komunisme dan Leninisme tengah menjadi perdebatan di tengah masyarakat. Sejumlah toko buku ternama pun sampai menghentikan penjualan buku-buku 'kekirian' tersebut.
"Kajiannya diharapkan lebih akademis, tapi akan tetap diselenggarakan secara terbuka," tuturnya.
(obs)