Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menyebut larangan terhadap diskusi marxisme, leninisme, dan komunisme akan menghambat kecerdasan berpikir masyarakat. Ia berkata, kajian ideologi tidak boleh dibatasi.
"Masa secara akademis orang enggak boleh mengkaji, nanti lama-lama jadi bodoh," ujar Luhut di Jakarta, Jumat (20/5).
Menurut Luhut, kajian marxisme, leninisme dan komunisme justru akan membuat masyarakat memahami intisari ketiga ideologi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karenanya, kata dia, masyarakt dapat mengkritik kekurangan ideologi-ideologi yang berkembang di awal abad ke-20 itu.
"Kalau tidak begitu, masyarakat enggak tahu komunis itu yang mana, tiba-tiba dia masuk ke Indonesia. Harus ada yang eksper komunis dong," katanya.
Meski demikian, purnawirawan TNI berpangkat jenderal itu tetap menyebut komunisme sebagai bahaya laten yang harus terus diwaspadai.
Kewaspadaan itu, menurut Luhut, tidak boleh berlebihan. "Tapi jangan terlalu paranoid, nanti bisa seperti Amerika, paranoid teroris," ujar Luhut.
Dalam konteks ketahanan nasional, Luhut menyebut komunis gagal menjadi ideologi yang menghadirkan kesejahteraan. "Komunis mana sih yang sukses? Bahwa itu bahaya laten, yes. Tapi harus bisa mencari ekuilibriumnya," ujarnya.
Secara khusus, Luhut menyebut langkah Perpustakaan Nasional membatasi buku-buku yang mengulas ideologi kiri sebagai kebijakan yang sia-sia.
"Saya kira itu tidak produktif. Jangan eksesif," kata Luhut.
(abm)