Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Seto Mulyadi berpendapat minimnya pengetahuan orang tua tentang cara mendidik anak memicu maraknya tindak kejahatan yang melibatkan anak. Anak tidak lagi mendapatkan pendidikan yang penuh kasih sayang dan kesabaran.
"Tidak ada lagi orang tua yang mendongeng atau makan bersama dengan anaknya," ucap sosok yang akrab disapa Kak Seto itu dalam diskusi bertema 'Save Child on The Internet' di Markas Kepolisian Daerah Metro Jaya, Jakarta, Jumat (3/6).
Menurut dia, orang tua terbiasa mendidik anak dengan pola-pola kekerasan, seperti menjewer dan membentak. Hal itu disebutnya memicu anak untuk melakukan tindak kejahatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, Kak Seto meminta Presiden Joko Widodo segera mencanangkan program perlindungan anak. Menurutnya, seluruh elemen bangsa harus terlibat demi merealisasikan perlindungan terhadap anak.
"Kekerasan pada anak dampaknya tidak kalah hebat dibandingkan narkoba. Mulai dari tingkat pusat sampai rukun tetangga harus dilibatkan," ujar sosok yang akrab disapa Kak Seto ini.
Sementara itu, Direktur Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Fadil Imran mengatakan kejahatan siber yang melibatkan anak sebagai pelaku atau korban telah masuk tingkat mengkhawatirkan. Menurutnya, hal ini membuktikan ketidaksiapan masyarakat dalam menghadapi perkembangan teknologi informasi.
Berdasarkan laporan yang diterima Polda Metro Jaya, terdapat 11 kasus kejahatan siber yang melibatkan anak sebagai pelaku ataupun korban sejak awal 2015 hingga Mei 2016.
"Orang tua belum bisa membuat anak memahami etika dalam meng-
upload dan mempublikasikan ulang apa yang didapatkan melalui internet," kata Fadil.
(ama)