Warga Sepakat Hentikan Kekerasan di Tanjungbalai

Abraham Utama & Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Sabtu, 30 Jul 2016 13:50 WIB
Warga Tanjungbalai, Sumatra Utara, sepakat menghentikan kekerasan dan mencegah adanya aksi lanjutan menyusul kerusuhan yang membuat rumah ibadah terbakar.
Ilustrasi (Antara Foto/Teresia May)
Jakarta, CNN Indonesia -- Warga Tanjungbalai, Sumatra Utara, sepakat menghentikan kekerasan dan mencegah adanya tindak lanjutan menyusul kerusuhan yang membuat sembilan rumah ibadah terbakar.

Kesepakatan ini diperoleh dalam pertemuan berbagai organisasi masyarakat, pemerintah daerah dan kepolisian pada Sabtu (30/7).

"Terbentuk kesepakatan agar tercipta kesejukan dan kedamaian setelah kejadian semalam. Agar tidak ada lagi situasi yang membuat panas," kata Ketua Forum Komunikasi Antar Lembaga Adat, Forkala, Arifin, saat dihubungi CNN Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedikitnya tiga wihara dan enam kelenteng terbakar dalam kerusuhan semalam hingga Sabtu dini hari. kejadian ini dipicu kemarahan warga akibat protes seorang wanita Tionghoa terhadap pengeras suara masjid di depan rumahnya.

Kerugian akibat peristiwa ditaksir miliaran rupiah. Polisi telah menahan tujuh orang terduga pembakar vihara.

"Warga Tionghoa meminta diciptakan perdamaian dan agar persaudaran tetap terjaga," ujar Arifin.

Menurut Kepala Bidang Humas Polda Sumatera Utara, Komisaris Besar Rina Sari Ginting, kerusuhan semacam ini tidak pernah terjadi sebelumnya di Tanjungbalai.

"Sebelumnya kejadian seperti ini belum pernah terjadi. Masyarakat Tanjungbalai heterogen dan selama ini kondisinya baik-baik saja," kata Rina.

Menurut data statistik pemerintah kota, terdapat lebih dari 167 ribu jiwa di Kota Tanjungbalai. Sebanyak 9,3 persen di antaranya adalah warga keturunan Tionghoa.

Camat Tanjungbalai Selatan tempat kerusuhan berlangsung, Pahala Zulfikar, mengatakan ini adalah kali pertama kerusuhan antar etnis pecah di tempat itu sejak tahun 1998.

"Selama ini warga hidup harmonis, tidak pernah ada gesekan," ujar Zulfikar.

Dalam pertemuan hari ini dibicarakan antisipasi soal kelanjutan kerusuhan. Antisipasinya melibatkan para tokoh agama.

Zulfikar mengatakan, koordinasi untuk pencegahan kekerasan digalang antara "Forum Komunikasi Umat Beragama, kemudian berkoalisi dengan MUI dan dengan Forum Masyarkaat Tionghoa.' (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER