Ruhut Sitompul dan Sederet Kontroversi

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Rabu, 24 Agu 2016 09:38 WIB
Ruhut Sitompul kembali menghadapi persoalan karena pernyataannya. Kali ini, ia dinonaktifkan dari Partai Demokrat oleh Susilo Bambang Yudhoyono.
Ruhut Sitompul kembali menghadapi persoalan karena pernyataannya. Kali ini, ia dinonaktifkan dari Partai Demokrat oleh Susilo Bambang Yudhoyono. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak)
Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus Ruhut Sitompul pekan ini kembali menjadi buah bibir setelah Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono menonaktifkannya dari jabatan koordinator juru bicara Partai Demokrat.

Berbagai spekulasi muncul tentang penonaktifan Ruhut. Jajaran petinggi Demokrat yang tidak kunjung mempublikasikan dasar keputusan itu merupakan pangkalnya.

Saat dikonfirmasi, Ruhut menduga keputusan itu berhubungan dengan pernyataannya terkait proses hukum yang menimpa kolega separtainya, yakni Putu Sudiartana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Aku ingatkan berdasarkan pakta integritas partai, siapa yang korupsi, dipecat. Putu tertangkap tangan, tapi mereka (kader Demokrat lain) bilang seolah-olah Demokrat dipojokkan oleh KPK,” kata Ruhut, Senin (22/8).
Ruhut memang kerap mengeluarkan pernyataan yang bagi kelompok tertentu dinilai kontroversial. Jelang Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 misalnya, Ruhut menyebut gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama pantas terpilih kembali.

Perkataan Ruhut selangkah lebih maju dibandingkan partainya. Demokrat hingga saat ini belum mendeklarasikan tokoh yang akan mereka usung pada pilkada tersebut.

Sebagai anggota DPR, Si Poltak Raja Minyak dari Medan tersebut beberapa kali berurusan dengan Mahkamah Kehormatan Dewan akibat komentar yang tidak pantas.

Pelaporan atas Ruhut yang terakhir ke MKD bermula ketika ia menyebut kepanjangan HAM sebagai hak asasi monyet. Ruhut menyatakan itu pada sebuah rapat di DPR.

MKD menyatakan anggota Komisi III DPR itu harus menerima sanksi ringan berupa teguran.
Tahun 2012, Ruhut pernah bersitegang dengan Anas Urbaningrum yang kala itu menjabat Ketua Umum Partai Demokrat.

Ruhut menilai kasus korupsi Anas menurunkan elektabilitas Demokrat. Ia bahkan mendesak Anas segera mengundurkan diri.

Kebiasaan Ruhut berseteru telah terlihat sejak ia berkarier di Senayan. Pada keanggotaannya di DPR periode 2009-2014, ia pernah beradu argumen dengan Gayus Lumbuun.

Pada rapat Komisi III, Ruhut menuding Gayus selaku pimpinan komisi memberikan waktu lebih panjang pada fraksi PDI Perjuangan.
Meski memiliki banyak kontroversi, Ruhut memperlihatkan kesetiaannya Susilo Bambang Yudhoyono.Saat orang nomor satu Demokrat itu SBY dituduh terlibat kasus Bank Century, Ruhut pasang badan.

Kala itu, Ruhut bertaruh untuk memotong kupingnya jika SBY terbukti bersalah. Tak hanya itu, Ruhut juga berkelakar siap lehernya dipotong jika anak SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono, terlibat dalam kasus yang sama.

Apabila Demokrat benar-benar memecatnya, Ruhut pun bertekad untuk tidak merapat ke partai politik lain. Ia ingin menjadi politikus yang mandiri.

"Demokrat bukan partaiku yang pertama, tapi yang terakhir. Tapi kalau lingkungan Demokrat enggak senang sama aku, aku ingin jadi tokoh independen seperti Ahok," ucapnya. (abm)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER