Saksi Ahli Sebut Perilaku Jessica Saat Mirna Tewas Tak Lazim

Gloria Safira Taylor | CNN Indonesia
Kamis, 01 Sep 2016 19:03 WIB
Jessica menunggu selama 51 menit, memesan menu dan meletakkan tas di atas meja. Ia juga tak langsung bereaksi saat Mirna kejang dan muntah.
Saksi ahli menyebut perilaku Jessica tak lazim sebelum dan sesaat Mirna tewas. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Saksi Ahli Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia Sarlito Wirawan Sarwono menyatakan, ada beberapa sikap Jessica Kumala Wongso yang tidak lazim untuk dilakukan saat berada di Cafe Olivier. Misalnya menunggu selama hampir satu jam dan pemilihan meja di kafe tempat temannya, Wayan Mirna Salihin Tewas.

Sarlito memberikan keterangan tersebut saat sidang pemeriksaan saksi sidang pembunuhan berencana dengan terdakwa Jessica, Kamis (1/9) di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

"(Tidak lazimnya) seperti berkeliling dulu, memilih meja nomor 54 dan dalam waktu selama 51 menit memesan dulu (Es Kopi Vietnam), padahal orang masih menunggu lama," kata Sarlito.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perilku aneh terdakwa lainnya adalah meletakkan paperbag di atas meja dan reaksinya saat melihat Mirna kejang dan muntah usai meminum es kopi vietnam yang mengandung racun sianida.

Menurut Sarlito, hal yang dilakukan Jessica tidak biasa untuk dilakukan oleh orang pada umumnya. Walaupun menunggu lama, biasanya orang akan menyikapinya dengan bermain gadget, membaca buku atau menonton televisi.

Berdasarkan pengamatannya pada CCTV, Sarlito menambahkan, Jessica jutsru tidak melakukan kegiatan apapun saat itu.

Selain itu, Sarlito mengatakan, diletakkannya tiga paperbag di atas meja yang menutup keberadaan Es Kopi Vietnam itu untuk menutupinya melakukan sesuatu.

Menurutnya, yang dilakukan Jessica supaya tak satu pun dapat melihat apa yang sedang dilakukannya di belakang paper bag itu.

"Ketika menaruh paperbag di meja, seperti menaruh benteng terhadap apa yang hendak dilakukan. Ditaruh di situ (meja 54) dengan berjejer untuk menutupi hal yang dilakukan terhadap kopi," ucapnya.

Selanjutnya, Sarlito menambahkan, ketidaklaziman Jessica karena tidak berbuat cepat saat melihat Mirna kejang dan muntah. Ia justru sempat menjauh sedikit dari posisi Mirna saat itu.

"Sepanjang saya lihat (CCTV) malah menjauh sebentar dari tempat duduk, melihat sampai orang datang menolong Mirna, dan menolong ketika diminta," tuturnya.

Lazimnya, menurut Sarlito, saat seseorang melihat temannya sakit ringan seperti batuk, ia akan langsung merespon dan menolong.

Sarlito juga mencontohkan, seorang istri yang dibunuh oleh suaminya maka sang suami akan menghindar lebih dulu baru mendekat. Saat mendekat itu, suami akan membantu polisi mencari pelakunya.

Sarlito menduga, dari pengamatannya melalui CCTV, ketidaklaziman itu sudah dirangkai oleh Jessica.

"Yang bisa disimpulkan yang bisa saya lihat, bahwa ada kaitan antara urutan dia gerak-gerik memasang paper bag, kopi datang sampai Mirna tewas. Ada rangkaian yang dilakukan terdakwa," ujar Sarlito.

Mendengar pernyataan dari Sarlito, Pengacara Jessica, Otto Hasibuan mempertanyakan landasan pernyataan Sarlito yang menyebut sikap Jessica tidak lazim.

"Lazim menurut Bapak, ukurannya apa? tanya Otto.

Selain itu, Otto juga meminta bukti statistik ketidaklaziman yang disebutkan oleh Sarlito. Hal ini terutama menyangkut pada diletakkannya paperbag di atas meja.

"Tadi malam, saya dengan teman saya di rumah makan letakkan paper bag di meja, apa itu bisa dianggap tidak lazim?" katanya.

Menurut Sarlito, pernyataan Otto masuk dalam satu hal yang kasuistis. Namun, jika terjadi lebih dari dua kali tidak dapat disebut sebagai kelaziman. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER