Jakarta, CNN Indonesia -- Saksi Ahli Patologi Forensik dari Australia Beng Beng Ong mengklaim, ciri-ciri tubuh yang meninggal akibat racun sianida tidak diuraikan dalam hasil pemeriksaan lambung Wayan Mirna Salihin. Beng Beng memberikan kesaksian dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso, Senin (5/8) di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Beng Beng merupakan saksi meringankan yang dihadirkan kuasa hukum terdakwa. "Saya tak menemukan uraian ini di laporan tersebut," kata Beng.
Menurutnya, sifat korosif sianida akan mengakibatkan pengikisan lambung orang yang meminumnya. Hal ini akan terlihat pada lambung lapisan dalam dengan ciri-ciri yang disebut vakuolasi sel basal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya pada lambung, Beng menambahkan, sianida seharusnya ditemukan juga di empedu dan hati. Sementara itu, ditemukan atau tidaknya sianida di urin tergantung pada kecepatan waktu meninggalnya orang itu.
"Di empedu dan hati tidak dideteksi adanya sianida. Air seni (urin) juga negatif. Yang mengejutkan lagi karena barang bukti empat yang menjelaskan tentang cairan lambung yang diambil segera setelah korban meninggal dunia, hasilnya negatif," tuturnya.
Beng menjelaskan, sianida yang masuk dalam tubuh melalui mulut akan mengakibatkan tingkat sianida yang dijumpai pada lambung sangat tinggi dan bisa mencapai lebih dari 1.000 miligram per liter. Namun, dalam tubuh Mirna hanya ditemukan 0,2 miligram per liter.
Tak hanya itu, menurut Beng, ciri yang akan dialami seseorang ketika keracunan sianida adalah perubahan warna kulit yang menjadi merah terang.
Selain itu, Beng juga mengatakan, sianida memiliki bau seperti kacang almond pahit. Hal ini karena sianida yang berbentuk seperti garam akan menguap menjadi hidrogen.
Namun, ia mengaku, tidak semua orang dapat mencium bau kacang almond pahit tersebut.
"Hidrogen sianida itu yang menjadi gas beracun. Gas ini dijelaskan memiliki bau kayak kacang almond pahit," tuturnya.
Pemaparan, diklaim oleh Beng, berdasarkan dari laporan dalam Jurnal Amerika Kedokteran Forensik dan Patologi.
Meski demikian, Beng mengatakan, pemaparan tentang ciri-ciri orang yang diduga meninggal akibat sianida itu tidak dimasukkan dalam berita acara pemeriksaan Mirna
(sur)