Survei Singkat LSI: Elektabilitas Ahok Merosot, Agus Terendah

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Selasa, 04 Okt 2016 16:26 WIB
Persentase elektabilitas yang dimiliki Anies-Sandi ada di angka 21,1 persen. Itu artinya perbedaan angka Anies-Sandi dan Agus-Sylvi hanya 1,8 persen saja.
Selfie bersama Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, Agus Harimurti-Sylviana Murni, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. (Dok. Akun Instagram @aniesbaswedan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lingkaran Survei Indonesia (LSI) mengeluarkan hasil survei terkait elektabilitas tiga calon gubernur dan wakil gubernur yang akan bertarung di Pilkada 2017 di DKI Jakarta. Dalam survei yang dilakukan selama lima hari, tingkat keterpilihan kandidat petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terus merosot, adapun pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni masih berada di peringkat paling bawah.

LSI pimpinan Denny JA itu melakukan survei singkat, yaitu hanya lima hari dimulai dari 26 September 2016 dan berakhir pada 30 September 2016. Jumlah responden yang mengikuti survei adalah 440 responden yang tersebar di seluruh DKI Jakarta.

Metode yang digunakan yaitu multistage random sampling dan wawancara yang dilakukan secara tatap muka menggunakan kuisioner. Sementara margin of error yang ditetapkan dalam survei ini ada di angka 4,8 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan keterangan pers, pasangan Agus-Sylvi mendapatkan elektabilitas sebesar 19,3 persen. Angka itu menjadi yang paling kecil, bahkan lebih kecil dibandingkan indikator swing voters. "Pasangan Agus dan Sylviana mendapatkan persentase 19,3 persen," kata peneliti LSI Adjie Alfaraby di Jakarta, Selasa (4/10).

Tak hanya di ranah elektabilitas secara keseluruhan, di aspek distribusi pemilih pun Agus-Sylvi memiliki nilai paling rendah. Untuk pemilih perempuan, pasangan "baru" ini mendapatkan dukungan 19,1 persen dan oleh pemilih laki-laki di angka 19,5 persen.

Adjie menjelaskan, persentase Agus-Sylvi memang masih yang paling rendah. Namun begitu angkanya tak jauh berbeda dengan yang dimiliki oleh pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Dalam data tersebut, persentase elektabilitas yang dimiliki Anies-Sandi ada di angka 21,1 persen. Itu artinya perbedaan angka Anies-Sandi dan Agus-Sylvi hanya 1,8 persen saja.

Sementara itu, pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat masih kokoh berdiri dengan persentase 31,4 persen elektabilitas. Angka itu lebih tinggi dari indikator swing voters di angka 28,2 persen.

Namun, Adjie mengingatkan bahwa angka elektabilitas Ahok-Djarot belum bisa dikatakan sebagai posisi aman karena jika di Pilkada 2017 hasilnya seperti sekarang maka dipastikan akan ada putaran kedua untuk memilih pemimpin Jakarta untuk periode 2017-2022.

Apalagi ditambah fakta survei yang mengatakan elektabilitas Ahok seorang terus menurun dalam tujuh bulan terakhir. Saat survei dilakukan pada Maret 2016 elektabilitas Ahok masih ada di angka 59,3 persen.

Namun angka itu menurun di survei Juli 2016 menjadi 49,1 persen dan semakin menurun di survei kali ini yang hanya berjumlah 31,4 persen saja. "Ahok ini kuat tapi tingkat elektabilitas dan kesukaannya terus menurun," ujar Adjie.

Seandainya Pilkada Jakarta berjalan dua putaran maka kemungkinan Ahok menderita kekalahan cukup tinggi karena ada kemungkinan pasangan calon lain akan bekerja sama untuk menjatuhkan sang petahana.

Jika dikalkulasikan, bergabungnya Anies-Sandi dan Agus-Sylvi akan memberikan angka persentase 40,4 persen yang artinya unggul dibandingkan dengan persentase Ahok-Djarot.

Seandainya persentase swing voter dibagi dua, untuk Ahok-Djarot dan non Ahok-Djarot, angka petahana tetap saja tak bisa mengalahkan pasangan lain yang menyatukan kekuatan. Oleh sebab itu LSI Denny JA memperingatkan agar Ahok-Djarot bisa memperbaiki citranya demi bisa memenangkan Pilkada 2017.

"Ahok tetap bisa menang jika melakukan gebrakan baru dan mengurangi sentimen anti-Ahok yang kian meluas," kata Adjie. (obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER