ANALISIS

Dominasi Partai 'Kunci' di Barisan Tim Sukses Pilkada Jakarta

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Rabu, 05 Okt 2016 08:53 WIB
Superioritas partai paling 'berkuasa' terlihat jelas pada tim pemenangan Ahok-Djarot. Ketua tim yang dipegang kader Golkar Nusron Wahid diganti politikus PDIP.
Ketua DPRD DKI Jakarta asal PDIP, Prasetyo Edi Marsudi, menjabat sebagai ketua tim pemenangan Ahok-Djarot. (CNN Indonesia/Lalu Rahadian)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tiga pasang bakal calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta telah membentuk tim pemenangan masing-masing. Dari tim-tim itu, terlihat jelas dominasi partai ‘utama’ atau partai ‘kunci’ pada masing-masing koalisi.

Yang dimaksud partai kunci ialah yang memiliki perolehan suara paling besar di antara partai-partai lain yang tergabung dalam koalisinya.

Dari kubu petahana, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat, ketua tim pemenangan dijabat oleh Prasetyo Edi Marsudi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Prasetyo selama ini duduk di kursi Ketua DPRD DKI Jakarta. Ia juga Sekretaris DPD PDIP Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahok-Djarot, selain diusung PDIP, juga disokong Golkar, Hanura, dan NasDem. PDIP yang paling akhir bergabung dalam barisan pendukung Ahok, justru mendongkel posisi ketua tim pemenangan yang sebelumnya dipegang oleh kader Golkar, Nusron Wahid.

Sebelum PDIP memutuskan mengusung Ahok, politikus Golkar Nusron memimpin tim sukses. Golkar ketika itu sudah siap memenangkan Ahok, bersama Hanura dan NasDem.

Nusron intens berkomunikasi dengan para relawan Ahok di Teman Ahok demi memperkuat basis dukungan terhadap sang petahana. Namun, ketika PDIP mengumumkan bergabung, Nusron terpaksa mengalah.

Dalam rapat bersama PDIP-Golkar-Hanura-NasDem, diputuskan posisi ketua tim pemenangan berganti, dan jatuh ke tangan Prasetyo.

Ekspansi PDIP di tim pemenangan Ahok-Djarot terlihat dari susunan kepengurusan yang beredar luas. Kader-kader terbaik PDIP, di tingkat Dewan Pimpinan Pusat dan Dewan Pimpinan Daerah DKI Jakarta, dikerahkan untuk memenangkan pasangan petahana.

Sementara Nusron yang telah meletakkan jabatan sebagai ketua tim pemenangan, namanya tak ada di daftar susunan keanggotaan.

Nusron Wahid mundur dari ketua tim pemenangan Ahok setelah PDIP bergabung dalam koalisi pendukung sang petahana. (CNN Indonesia/Aghnia Rahmi Syaja'atul Adzkia)
Di kubu Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni, Ketua DPD Demokrat Jakarta Nachrowi Ramli ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan. Nachrowi akan dibantu Wishnu Wardhana, sahabat Agus yang berlatar belakang pengusaha, sebagai manajer kampanye.

Sementara tiga partai lain dalam Poros Cikeas mendapat jatah posisi wakil ketua tim pemenangan. Para wakil ini terdiri dari Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PAN Jakarta Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio, Ketua DPW PPP Jakarta Abdul Aziz , dan Ketua DPW PKB Jakarta Hasbiallah Ilyas.

Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani mengatakan, adalah hal biasa jika kader Demokrat menjadi keta tim pemenangan.

"Wajar saja (ketua tim dari Demokrat), cagubnya (Agus Yudhoyono) saja dari sana. Jadi orang pertama di tim pemenangan itu juga partainya," kata Arsul.
Ketua DPD Demokrat Jakarta Nachrowi Ramli (tengah) bersama Ketua DPW PAN Jakarta Eko Patrio (kiri) di kediaman SBY, Cikeas, Bogor, Kamis (22/9). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Dari kubu Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, dua partai pengusung mereka –Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera– sepakat memilih politikus PKS Mardani Ali Sera sebagai ketua tim pemenangan.

Mardani yang merupakan anggota DPR dan salah satu Ketua Dewan Pimpinan Pusat PKS, akan dibantu oleh mantan politikus PDIP Boy Bernardi Sadikin. Putra gubernur Jakarta Ali Sadikin itu menjadi ketua relawan Anies-Sandi.

Keputusan Gerindra untuk menyerahkan jabatan ketua tim pemenangan kepada PKS agak berbeda dengan kedua kubu pasangan bakal calon lainnya.

Namun hal ini juga tak aneh, karena Mardani sebelumnya sempat digadang-gadang menjadi calon wakil gubernur berpasangan dengan Sandiaga Uno. Hanya, dinamika politik menjelang penutupan masa pendaftaran cagub-cawagub membuat Mardani dan PKS harus mengalah.

Munculnya nama mantan Mendikbud Anies Baswedan –yang diyakini memiliki elektabilitas lebih baik – mengakibatkan Mardani tersingkir dari bursa.

Gerindra pun bahkan harus mengalah pada Anies, dan akhirnya menempatkan Sandiaga sebagai bakal calon wakil gubernur, bukan calon gubernur seperti rencana semula.
Apapun, dari susunan tim pemenangan ketiga bakal calon, nyata bahwa partai kunci dalam koalisi memegang peran penting dalam menyokong kandidat –meski Demokrat membantah bakal lebih dominan ketimbang ketiga partai lain dalam Poros Cikeas.

Nama-nama tim pemenangan ketiga kandidat telah didaftarkan ke KPU DKI Jakarta. Pertarungan memperebutkan kursi gubernur makin dekat. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER