Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo menyebutkan praktik pencurian ikan menyebabkan kerugian ekonomi Indonesia mencapai sedikitnya US$20 miliar atau sekitar Rp260 triliun.
Dilansir dari situs Sekretariat Kabinet, dia menuturkan praktik pencurian ikan merupakan kejahatan transnasional yang tak hanya berdampak pada industri perikanan saja, namun juga masalah lingkungan.
Selain itu, sambungnya, praktik tersebut juga mengurangi stok ikan dunia sebesar 90,1 persen. Jokowi juga menyinggung soal kerugian praktik pidana itu terhadap kerugian ekonomi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“
Illegal fishing mengakibatkan kerugian ekonomi Indonesia sebesar 20 miliar dollar AS per tahun, termasuk mengancam 65% terumbu karang di Indonesia,” kata Presiden saat membuka Pertemuan Tingkat Tinggi
The 2nd International Symposium on Fisheries Crime, di Gedung Agung, Istana Kepresidenan Yogyakarta, Senin (10/10).
Oleh karena itu, sambung dia, selama dua tahun terakhir pihaknya terus memerangi praktik pencurian ikan. Upaya yang dilakukan adalah a.l. penangkapan dan penenggelaman 236 kapal pencuri ikan.
Eksploitasi MenurunPresiden menuturkan dengan adanya upaya tersebut, dampak mulai terlihat dengan semakin menurunnya tingkat eksploitasi ikan yakni mencapai 30 persen—35 persen. Hal itu, demikian Jokowi, memungkinkan Indonesia dapat meningkatkan stok nasional ikan dari 7,3 ton pada 2013 menjadi 9,9 juta ton pada akhir 2015.
Jokowi juga menekankan soal pentingnya pemberantasan praktik pencurian ikan. Hal itu, kata dia, karena dugaan pidana itu juga terkait dengan kejahatan lain macam penyelundupan orang, narkotika dan kejahatan lingkungan.
(asa)