Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Persatuan Pembangunan tidak mempermasalahkan perbedaan dukungan yang diberikan Djan Faridz terkait dukungan di Pilkada DKI Jakarta. Menurut PPP, seharusnya Djan mengikuti konstitusi yang ditetapkan oleh Romahurmuziy selaku ketua umum.
"Partai sudah mengeluarkan konstitusi dan seharusnya itu diikuti oleh seluruh anggota atau kader," kata juru bicara PPP Lena Mariyana Mukti saat ditemui di Kedoya, Jakarta Barat, Senin (10/10).
Menurut Lena, Djan Faridz memiliki kepercayaan yang berbeda dengan PPP pimpinan Romy dan itu harus dihargai oleh semua pihak. Hanya saja, karena PPP sudah memiliki legalitas dari Kemenkumham dan sudah ada konstitusi yang dikeluarkan maka seharusnya keputusan partai itu dipatuhi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, perbedaan pandangan soal pemimpin DKI itu bukan berarti membuat PPP bisa mendesak Djan untuk keluar dari partai. Lena menegaskan bahwa keputusan keluar tidaknya seseorang dari partai akan tergantung pada individu masing-masing.
"Kami tak bisa memaksa, itu tergantung pribadi masing-masing. Namun kembali lagi kalau sudah ada konstitusi partai maka dia harus ada di belakang partai," ujarnya.
Sementara itu sesepuh PPP sekaligus pimpinan pondok pesantren Asshiddiqiyah Nur Iskandar juga tak mau ambil pusing terkait polemik PPP tersebut.
Menurutnya, darah perbedaan yang mengalir di PPP berasal dari Nahdlatul Ulama (NU). Sedangkan NU sendiri tersebar di berbagai partai, oleh karenanya masalah perbedaan pendapat soal pemimpin Jakarta tak perlu dipikirkan lebih jauh.
PPP sendiri sudah memberikan dukungannya pada pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni. Namun kenyataannya, Djan memiliki pandangan yang berbeda dengan partainya. PPP kubu Djan Faridz mempertimbangkan untuk mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017.
"Menyikapi konstelasi Pilkada DKI Jakarta 2017, DPP PPP menyatakan sikap dan mempertimbangkan untuk mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat," ujar Djan dalam jumpa pers di Kantor Dewan Pimpinan Pusat PPP di Jakarta, Jumat (7/10).
Djan menuturkan, pertimbangan tersebut diambil setelah melalui proses perdebatan internal yang panjang sebelum akhirnya disepakati dalam rapat pleno DPP pada 4 Oktober lalu.
Keputusan itu juga dibahas dan disepakati dalam silaturahmi nasional pada Kamis (6/10) lalu yang dihadiri oleh seluruh pengurus wilayah PPP, termasuk Ketua Dewan Pimpinan Wilayah DKI Jakarta, Abraham Lunggana alias Lulung.
"Haji Lulung hadir dalam rapat itu dan dia menyatakan apapun petunjuk yang diberikan oleh DPP itu wajib dipatuhi. Kita lihat nanti pada deklarasi DPP, ada atau tidak dia," kata Djan.
Ketika ditanya lebih lanjut mengenai keyakinannya bahwa Lulung akan mendukung Ahok-Djarot, Djan menjawab, "Insya Allah."
(chs)