Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo selalu mendengarkan masukan dari banyak pihak sebelum mengambil keputusan. Banyak cara yang dilakukan Jokowi demi menerima saran dalam menyikapi hal penting.
Seperti melakukan pertemuan internal di Istana atau menyambangi langsung orang yang mau dimintai pendapat. Salah satunya saat Jokowi berkunjung ke kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dua hari lalu.
Jokowi menemui Prabowo di tengah memanasnya rencana unjuk rasa 4 November bertajuk 'Aksi Bela Islam'. Aksi ini sebagai bentuk tuntutan kepada pemerintah agar menuntaskan proses hukum kasus dugaan penistaan yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu, Prabowo secara terbuka mengatakan, Jokowi meminta masukannya atas sejumlah hal yang tengah terjadi kini.
"Masalah keamanan. Beliau kan sebagai panglima tertinggi saya wajib menyampaikan masukan saya," kata Prabowo.
Mantan Perwira TNI Angkatan Darat ini meminta, demonstrasi yang akan memprotes Ahok berlangsung damai. Ia juga mengimbau, aksi itu tidak memecah belah bangsa.
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, yang turut menemani Jokowi bertemu Prabowo, membenarkan adanya diskusi mengenai demo 4 November.
Jokowi disebut menyambut baik semua masukan yang disampaikan Prabowo dalam pertemuan selama hampir dua jam itu.
Menyikapi demo yang diprakarsai Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI), Jokowi juga mengumpulkan petinggi Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) kemarin (1/11).
Usai berdiskusi selama sejam, Jokowi berjanji tak mengintervensi proses hukum di Kepolisian terhadap Ahok. Karenanya, ia meminta massa berdemo tertib dan aman.
Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin menuturkan, ia bersama petinggi organisasi masyarakat berbasis agama lainnya sepakat akan membela negara dan tak bertoleransi kepada pihak yang memecah belah bangsa, terutama melalui unjuk rasa esok hari.
Melihat hal ini Sekretaris Kabinet Pramono Anung berpendapat, Presiden bebas bertemu siapa saja demi menjaga stabilitas bangsa. Ia mengingatkan, terganggunya keamanan negara merugikan semua orang, tak hanya pemerintah.
"Karena memang kesejukan, kenyamanan apalagi Indonesia sekarang ini ekonominya mulai bergerak baik ketika dunia mengalami pelambatan. Maka kesejukan jadi sangat penting dalam konteks ini," kata Pram.
Langkah Jokowi "menyejukan" bangsa sudah dilakukan berulang kali. Misalnya saat polemik pencalonan Budi Gunawan (BG) menjadi Kapolri. Ia bertemu Prabowo di Istana Bogor tahun lalu.
Dua tokoh yang saling bersaing dalam Pemilihan Presiden 2014 itu bertemu sehari setelah Tim 9 mengusulkan Jokowi mencabut pencalonan BG karena telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.
Usai pertemuan, Prabowo hanya mengatakan, ia melaporkan statusnya sebagai Presiden Federasi Pencak Silat Dunia.
Namun, selepas dari Istana, Prabowo langsung mengumpulkan petinggi Koalisi Merah Putih di Bakrie Tower. Pencalonan BG menjadi salah satu hal yang dibahas dalam pertemuan itu.
(rel)