Jakarta, CNN Indonesia -- Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) termasuk massa yang bertahan di tengah demo 4 November, sampai Sabtu (5/11) dini hari. Tapi Ketua Umum HMI Mulyadi Tamsir mengatakan, pihaknya sebenarnya tak ada niatan untuk menginap.
“Karena posisinya paling depan sejak pukul setengah dua siang, jadi kami tidak bisa mundur,” katanya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Sabtu siang.
Kendaraan yang membawa massa HMI juga berada di deretan dua terdepan. Sulit bagi mereka untuk kembali. Sejak pukul 18.00 WIB, massa HMI pun duduk-duduk di lokasi protes sekitar Istana Negara sembari menunggu waktu salat Magrib.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Habis Magrib saya ajak teman-teman duduk-duduk santai dulu sampai aksi selesai. Saat itu teman-teman masih ada yang salat, makan, juga ke toilet termasuk saya. Sebagian lainnya duduk-duduk dekat mobil HMI dengan jarak 50-100 meter," kata Mulyadi bercerita. Tak lama, ia mendengar ada keributan.
Saat ricuh terjadi, Mulyadi langsung memastikan itu bukan dipicu massa HMI. Ia pun bisa dengan tegas meyakinkan kericuhan itu bukan karena kelompoknya.
“Awalnya saya duduk, kemudian berdiri dan tanya teman-teman, ‘Itu HMI bukan?' Kata mereka, ‘Bukan bang, sudah campur baur bang.’ Saya pun arahkan untuk mundur,” tuturnya melanjutkan. Baru terlontar kata mundur, polisi menembakkan gas air mata. Mulyadi sendiri langsung bersembunyi selama beberapa saat.
Ia lalu kembali dan meneriakkan massa-nya untuk bubar dan mundur.
Massa HMI pun berpencar. “Seluruh massa HMI mundur dan tidak ada yang di situ. Ada yang ke tugu kuda dan Jalan Abdul Muiz belakang RRI,” katanya.
Mulyadi membantah saat disebut massanya menerobos pagar kawat berduri. “Itu kayaknya siang, jadi tidak ada hubungannya [dengan kericuhan]. Karena hampir semua dari kanan dan kiri [berdatangan], itu sudah jebol," katanya.
Komposisi massa yang masih bertahan hingga Jumat malam memang bukan hanya dari HMI. Tapi menurut Mulyadi, tuduhan diarahkan ke massanya karena mereka yang paling jelas dan banyak menggunakan atribut. Mereka juga bawa bendera.
"Kalau secara organ, memang kami di depan banyak bendera-bendera HMI. Mungkin wajar kalau orang mengira itu HMI. Padahal massa begitu banyak di kanan dan kiri, jadi tidak terkendali dan berbaurlah massa itu," ujar Mulyadi yakin.
HMI justru menyesalkan aksi damai yang berujung ricuh malam itu.
"Pertama, kami menyesalkan adanya kericuhan dan terjadi aksi represif polisi. Kedua, kami menyesalkan pernyataan Kapolda Metro Jaya Irjen M. Iriawan yang menyatakan bahwa HMI dalang kericuhan, HMI Provokator," kata Mulyadi.
"Kami meminta Kapolda melakukan klarifiksasi dan meminta maaf," imbuhnya.
Mulyadi juga menyatakan, “Tidak benar ada keributan antara HMI dan Front Pembela Islam (FPI). Kami juga meminta pemerintah dan penegak hukum untuk segera mungkin melakukan proses hukum kepada Basuki Tjahaja Purnama."
Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menahan delapan orang atas insiden kericuhan di sekitar Jalan Medan Merdeka Utara itu. Disebut-sebut, massa HMI melempari petugas kepolisian, membakar kayu, dan benda-benda lain.
(rsa)