Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto mengklaim elite Indonesia tidak peduli dengan rakyat bawah.
"Jadi saya lihat pengalaman kita, bangsa ini elite sering tidak punya empati kepada rakyat bawah," kata Prabowo usai jumpa media di kantor DPP Partai Gerindra, Ragunan, pada Kamis (2/12) sore.
Prabowo menjelaskan tidak empati bukan satu-satunya sifat negatif. Tetapi, kata dia, warga juga memiliki sifat yang sering merekayasa, sering menipu dan sering bohong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, Prabowo enggan menjelaskan siapa yang memiliki sifat itu saat diminta rincian. "Ya saya kira kamu tahulah, jangan pancing-pancing saya," kata Prabowo.
Terkait dengan penegakan hukum, dia menyarankan semua pihak untuk bertindak adil dan tak menyalahkan orang tertentu. Prabowo menyatakan hal serupa harusnya diterapkan pada orang yang memiliki kekuasaan.
Diketahui, sejumlah aktivis ditangkap karena dugaan makar atau upaya penggulingan pemerintah. Mereka yang ditahan antara lain adalah Rachmawati Soekarnoputri, Ratna Sarumpaet, dan Sri Bintang Pamungkas.
Prabowo sendiri menyatakan tudingan makar itu adalah tuduhan yang berlebihan.
"Hukum harus adil, jangan hanya orang tertentu yang cepet disalahkan. Tapi ada pihak yang mungkin punya uang banyak, di-
backing kekuatan besar itu tidak diperlakukan sama," kata Prabowo.
Lebih lanjut, Prabowo menjelaskan mengetahui kabar tentang delapan orang yang ditangkap oleh Polda Metro Jaya atas dugaan makar. Walau belum ada aksi makar yang terlihat, ia mengaku sudah memperingati.
Luhut Membantah Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menilai keputusan Presiden Joko Widodo untuk hadir di tengah aksi doa bersama di kawasan Monas, Jakarta Pusat, tepat. Hal itu, sambungnya, karena menggambarkan kebersamaan antara pemimpin dan rakyatnya.
Luhut yang ditemui di Kemenko Kemaritiman mengatakan hal itu mematahkan opini yang menyebut bahwa Presiden memiliki
gap atau celah dengan rakyatnya sendiri.
"Jadi ada orang yang pernah bilang Presiden ada 'gap' dengan rakyatnya, ya tidak lah. Tadi kan beliau turun, salam-salaman. Saya ada di sana. Jadi bagus lah," katanya seperti dilansir
Antara, Jumat (2/12).
Menurut mantan Menko Polhukam itu, keputusan Presiden Jokowi untuk menyambangi para peserta doa bersama adalah hal yang bagus. Ucapan terima kasih Kepala Negara juga dinilai telah ikut membangun kebersamaan.
(asa)