Jakarta, CNN Indonesia -- Nama Bahrun Naim, warga Indonesia yang bergabung dengan kelompok teror ISIS di Suriah, kembali disebut oleh Kepolisian. Dia diduga ada di belakang tiga terduga teroris yang ditangkap di Bintara, Bekasi.
Tiga terduga teroris yang ditangkap bersama dengan barang bukti bahan peledak berdaya tinggi itu adalah Nur Solihin, Agus Supriyadi, dan Dian Yulia Novi.
Menanggapi kemunculan kembali Bahrun, pengamat terorisme Ansyaad Mbai mengatakan pengaruh pria yang dikenal menguasai teknologi informasi itu masih mempunyai pengaruh kuat untuk sel teror di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita lihat saja, dia mampu menggerakan beberapa kelompok yang ada di sini," kata Ansyaad melalui sambungan telepon kepada
CNNIndonesia.com, tidak lama setelah penangkapan, Sabtu (10/12).
Selain dengan tiga pelaku yang baru saja ditangkap ini, menurut Ansyaad, Bahrun Naim juga terkait dengan Rio Priyatna Wibowo, terduga teroris yang mempunyai laboratorium peracik bom di Majalengka.
Ansyaad juga menyebut tiga pelaku yang diduga akan meledakan bomnya di Istana Negara ini masih berhubungan dengan Rio.
Walau demikian, kata mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme itu, bukan berarti semua kelompok teror hanya berpanutan kepada Bahrun. Tokoh-tokoh lama seperti Aman Abdurahman pun masih memberikan pengaruh meski berada di balik jeruji Nusa Kambangan.
"Bukan berarti putus sama sekali (dengan tokoh lama). Aman Abdurahman secara ideologis terus memberi semangat kepada mereka yang ada di luar sana," kata Ansyaad.
Ansyaad menjelaskan, pengaruh ISIS masuk ke Indonesia sejak Jamaah Ansharu Tauhid berhasil dilumpuhkan oleh Densus 88 Antiteror Polri. Tokoh-tokoh lama dari kelompok tersebut ditangkap dan para anggotanya kehilangan arah.
Ketika ISIS mulai merajalela di Timur Tengah, maka mereka mulai melihat ada panutan baru sehingga memilih untuk berafiliasi dengan para militan itu.
Metamorfosis"Bahrun Naim sudah bergabung dengan ISIS di sana, bahkan salah satu tokoh yang dianggap di sana. Dia kelihatannya sudah punya akses dengan pimpinan tertinggi ISIS," kata Ansyaad.
Karena itu, kelompok-kelompok kecil yang ada di Indonesia kemudian berpindah haluan ke Bahrun. Selain Bahrun, ada dua lagi tokoh Indonesia yang berada di lingkaran ISIS, yakni Bahrumsyah dan Abu Jandal.
"Tadinya kiblatnya kepada tokoh yang ada di sini, Abu Bakar Baasyir dan Aman Abdurahman. Dengan munculnya ISIS, semua kelompok berkiblat ke sana, bermetamorfosis," kata Ansyaad.
Akhirnya, tokoh-tokoh lama di Indonesia pun menyarankan kelompok kecil ini untuk bergabung dengan ISIS, melakukan aksinya di Indonesia. Saat ini, mereka juga disebut Ansyaad masih aktif berkomunikasi dengan Bahrun di Suriah.
Nama Bahrun pertama kali muncul ketika terjadi serangan teror di Jakarta, awal 2016. Dia diyakini mengotaki peledakan bom dan penembakan yang terjadi di Thamrin, lokasi yang merupakan salah satu pusat kegiatan warga Ibu Kota.
Polisi menyebut Bahrun memberi perintah langsung kepada para eksekutor yang ada di Indonesia. Selain itu, pria yang pernah dipenjara karena kepemilikan peluru itu diduga mengalirkan dana kepada kelompok yang ada di Indonesia.
(aal)