Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Hadi Tjahjanto akan memimpin pembahasan prinsip kecelakaan nihil (
zero accident) pada rapat pimpinan lembaganya di Cilangkap, Jakarta, Selasa (24/1). Ia ingin seluruh personelnya menjadikan budaya keselamatan sebagai bagian dari pelaksanaan tugas harian.
"
Mission accomplished,
safety always, harus menjadi pedoman, bukan sekedar retorika. Itu harus dijalankan secara tepat, melalui budaya keselamatan," ujar Hadi.
Hadi menegaskan, kecelakaan terbang tidak boleh terjadi lagi di TNI AU. Untuk mewujudkan target itu, ia berjanji akan mengawasi setiap proses penerbangan, dari pengadaan barang hingga manajemen pelatihan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih dari itu, Hadi menginstruksikan setiap komandan skadron dan komandan pangkalan udara untuk mengecek surat perintah terbang dan mengawasi latihan.
Budaya keselamatan di lingkungan TNI AU selalu mencuat sesaat setelah pesawat instansi itu mengalami kecelakaan.
Juni 2015, ketika hercules TNI AU jatuh di Medan, Sumatera Utara, Presiden Joko Widodo meminta Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Panglima TNI saat itu, Jenderal Moeldoko, untuk merombak manajemen alat utama sistem senjata TNI guna memperkuat penerapan
zero accident.
Faktanya, sejak kejadian itu setidaknya dua pesawat TNI AU tetap mengalami kecelakaan. Pesawat Super Tucano mereka jatuh di Malang, Februari 2016, sementara Hercules C-130HS jatuh di Distrik Minimo, Jayawijaya, Desember lalu.
Merujuk data TNI AU, pelaksanaan prinsip
zero accident mencakup penciptaan kondisi yang aman untuk personel, peralatan dan perlengkapan, serta lingkungan di mana penerbangan dilakukan. Prinsip kecelakaan nihil merupakan patokan atas kesiapan tempur sebuah angkatan perang.
"Prinsip
zero accident tidak mudah diraih karena merupakan kerja individual dan tim yang juga mencakup tanggung jawab komando," demikian nukilan dokumen kerja sama keselamatan antara TNI AU dan Angkutan Udara Australia tahun 2012.
(abm/yul)