Jakarta, CNN Indonesia -- Kesabaran sekaligus tawa Presiden Joko Widodo terlihat hari ini saat berinteraksi dengan tiga siswa sekolah dasar (SD) dalam acara penyerahan Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk yatim piatu wilayah Jabodetabek. Interaksi tanya jawab berhadiah sepeda dilakukan Jokowi setelah memberi kata sambutan.
Jawaban-jawaban menggelitik dan membuat tawa menggema di JIExpo dilontarkan tiga siswa SD saat diberi pertanyaan singkat oleh Jokowi. Salah satunya Maulana, siswa kelas 4 SD.
Sesaat setelah Maulana naik ke panggung, Jokowi terlihat membenarkan posisi topi sekolah yang digunakan Maulana. "Ini topinya kok dibalik?" kata Jokowi yang disambut tawa anak-anak dan pendidik di sana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai membenarkan topi, Presiden mulai memberikan pertanyaan hitung-hitungan. Ia menanyakan hasil dari 2x2x2. Maulana dengan lantang menjawab enam. Tawa kembali menggema. Jokowi pun tertawa disertai senyum mendengar jawaban itu.
Mantan Wali Kota Solo ini mengulangi pertanyaan dan tetap mendapatkan hasil yang sama. Ia bahkan sempat mengubah pertanyaannya menjadi 2x2. Namun, Maulana menjawabnya dengan 10. Jokowi menyemangati anak itu.
"Sebentar-sebentar. Di sana pintar. Di depan jadi gugup. Jangan ada yang tertawa," kata Jokowi.
Soal itu kembali diubah menjadi 2+2+2 dan Maulana menjawabnya dengan tepat. "Ini tadi gugup, bukan enggak bisa. Tuh di sana sepedanya diambil," tutur Jokowi.
Maulana tak berhenti mengundang tawa. Di saat Jokowi masih berada di atas panggung, ia malah langsung mengendarai sepeda pemberian Jokowi di hall JIExpo. Awalnya, Jokowi tak melihatnya. Ia mengetahui itu karena ramai gelak tawa peserta di sana.
"Ini apa? Lihat apa itu? Oh lihat yang bawa sepeda tadi," ucapnya santai.
Setelah Maulana, jawaban menggelitik diberikan Ari siswa kelas 3 SD. Kepadanya, Jokowi minta disebutkan empat jenis ikan yang ada di luasnya perairan Indonesia. Ari mulai menyebutkan ikan lele dan ikan paus. Ia sempat terhenti beberapa lama, sementara Jokowi seakan menunggu jawaban lainnya.
"Ayo ikan apa lagi?" tanya Jokowi.
"Ikan-ikanan lah," jawab Ari dengan santai.
Jokowi kembali tertawa. Ia memberikan kesempatan kembali. Ari menambah jawabannya dengan ikan teri sampai akhirnya ia salah menyebutkan ikan tongkol. Pendengar sontak kaget karena jawaban Ari terdengar seperti kata yang seharusnya tak disebutkan.
Sambil menahan ketawa, ayah tiga anak ini menanyakan kembali ikan yang dimaksud Ari. Siswa SD ini menjawab dengan selip lidah yang sama. Jokowi dengan sabar bertanya kembali. Di kesempatan ini, Ari akhirnya menyebutkan ikan tongkol dengan benar.
"Ikan tongkol.
Dah, diambil sepedanya," ucap mantan Wali Kota Solo ini.
Di sesi terakhir, Jokowi bertanya jawab dengan Burhan siswa SMP. Jawaban tak terduga kembali terdengar. Burhan diminta menyebutkan tiga dari 34 provinsi di Indonesia.
"Nanggroe Aceh Darussalam, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Nugini," jawab Burhan.
Jawaban terakhir disambut tawa karena Papua Nugini bukan bagian dari Indonesia.
"Ayo hati-hati, pelan-pelan. Di Jawa dan Kalimantan kan banyak. Ayuk apa lagi?" ucap Jokowi.
"Jawa Barat," tutur Burhan sambil menjadi penutup tanya jawab Jokowi pagi tadi.
Nasihat JokowiPresiden Joko Widodo menasihati dua ribuan anak-anak untuk berhati-hati menggunakan Kartu Indonesia Pintar. Kartu ini, kata Jokowi, hanya boleh digunakan untuk keperluan sekolah seperti bayaran sekolah, baju seragam, buku, dan sepatu.
Nasihat ini diberikan sesaat sebelum resmi membuka rembuk nasional pendidikan dan kebudayaan. Rembuknas dihadiri 2.844 siswa dari 309 sekolah.
"Ingat ya anak-anak. Jangan sampai uang yang diambil dari kartu itu dipakai beli pulsa. Kalau nanti saya tahu, kartunya saya cabut. Hati-hati, anak-anak," kata Jokowi.
Besaran yang diberikan bagi setiap anak SD penerima KIP sebesar Rp450 ribu, anak SMP sebesar Rp750 ribu, dan anak SMA/SMK sebesar Rp1 juta.
Penerima KIP tahun ini ditargetkan menjadi 19 juta anak. Angka ini meningkat dibandingkan tahun lalu, yakni 16,4 juta anak. Secara khusus, pemerintah menyiapkan 760 ribu KIP bagi anak yatim di seluruh Indonesia.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi mengungkapkan, tahun lalu hanya 158.933 dari 896.781 anak yatim piatu yang menerima KIP. Ia yakin penyerahan KIP tidak terkendala identitas siswa yatim.
"Tidak ada masalah besar yang dihadapi pemerintah, mengingat nama dan alamat sudah tertera di setiap panti asuhan," tuturnya.
(obs)