Fahri Hamzah Belum Dipanggil MKD soal TKI 'Babu'

M Andika Putra | CNN Indonesia
Selasa, 31 Jan 2017 14:39 WIB
Selama ini DPR telah membentuk mekanisme peradilan etik yang independen. Menurut Fahri, setiap orang berhak menggunakan mekanisme itu di MKD.
Fahri Hamzah belum menerima panggilan dari MKD laporan terkait pernyataannya. CNN Indonesia/M Andika Putra
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah belum dipanggil Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) terkait pernyataannya yang menyebut 'anak bangsa mengemis menjadi babu di negeri orang'. Dua lembaga telah melapor ke MKD agar Fahri diadili secara etik.

"Belum (terima konfirmasi MKD). Saya baru pulang kemarin dari Mali, acara konferensi parlemen OKI," kata Fahri di kompleks DPR, Selasa (31/1).

Atas pernyataannya, Fahri dilaporkan ke MKD dua kali, yaitu oleh Lingkaran Aku Cinta Indonesia pada Senin (30/1) kemarin, dan Koalisi Masyarakat Sipil untuk Perlindungan Buruh Migran pada Jum'at (27/1). 
Pelaporan itu, menurut Fahri, adalah hak setiap warga negara untuk mengawasi anggota dewan yang mereka pilih. Selama ini DPR telah membentuk mekanisme peradilan etik yang independen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semua itu ada mekanismenya. Setiap warga negara berhak menggunakan mekanisme itu," katanya.

Fahri tak banyak berkomentar ketika sejumlah pihak tersinggung atas kicauannya di media sosial Twitter. "Ya, (tersinggung) itu hak mereka," ujarnya.

Dia hanya tertawa saat ditanya soal kesiapannya sebelum menjalani sidang etik di MKD. Menurutnya, di parlemen tak ada proses hukum bagi anggota DPR. "Engak ada proses hukum di sini," kata Fahri.
Secara terpisah, Ketua MKD Sufmi Dasco mengatakan, sebelum memanggil yang bersangkutan, pihaknya akan melakukan verifikasi terlebih dahulu atas laporan yang menyangkut pernyataan Fahri. Kelengkapan laporan akan dilihat sebelum menindaklanjuti perkara.

"Diproses sesuai ketentuan tata beracara. Kita akan verifikasi, kita liat dulu hasil verifikasinya," kata Dascso melalui pesan singkat.

Sebelumnya, Fahri telah meminta maaf atas kicauannya di Twitter yang menyebut 'anak bangsa mengemis menjadi babu di negeri orang'. Dia menyatakan permintaan maafnya setelah mendapat kritik dari netizen, termasuk Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri.

"Anak bangsa mengemis menjadi babu di negeri orang dan pekerja asing merajalela..." demikian kicauan Fahri yang ditulis pada Selasa (24/1), pukul 4.14 WIB.
Sebelum meminta maaf, Fahri telah mengklarifikasi sebutan 'babu' dan 'mengemis' yang ia tulis di akun Twitter. Ia mengaku sengaja memilih dua kata itu untuk menghindari kata lain yang lebih ekstrem. (pmg)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER