Jakarta, CNN Indonesia -- Untuk kesekian kalinya, ribuan orang kembali memenuhi kawasan silang Monumen Nasional, Jakarta Pusat, untuk menggelar aksi damai. Hari ini aksi bertajuk 313 yang merupakan lanjutan dari aksi-aksi sebelumnya seperti 411, 212, atau 212 jilid dua.
Tuntunan aksi hari ini masih sama: pencopotan Basuki Tjahaja Purnama dari kursi Gubernur DKI Jakarta karena kasus penodaan agama.
Panas terik dan guyuran hujan, bahkan penangkapan Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam Muhammad Al-Khaththath, tak menyurutkan semangat peserta aksi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan cuma orang dewasa yang ikut dalam aksi itu. Beberapa di antara mereka terlihat anak di bawah umur.
Tampak seorang anak laki-laki berseragam sekolah dasar berdiri memegang bendera putih dengan tulisan Arab yang selama ini sudah menjadi atribut wajib dalam aksi bela Islam.
Ia tak sendiri. Dua orang temannya pun hadir disana juga dengan seragam sekolah. Mereka mengikuti arus massa, tanpa pengamanan orang tua.
Tak jauh dari sana, tampak pula segerombolan remaja perempuan berkerudung. Mengenakan seragam muslim sekolah berwarna hijau, mereka mengaku murid tingkat akhir di salah satu madrasah tsanawiyah negeri di Jakarta Selatan.
 Sejumlah anak-anak ikut aksi 313 di Jakarta. (CNN Indonesia/Filani Olyvia) |
Salah satu remaja putri itu bernama Ayudiah (15). Ia mengaku baru pertama kali ikut demonstrasi. Ditanya soal keinginannya, ia tak punya alasan khusus.
"Pengin saja. Pengin ngerasain yang namanya demo. Sekalian belajar berpolitik," kata Ayudiah kepada
CNNIndonesia.com.
Sementara teman Ayudiah, Adel mengaku ikut beberapa aksi sebelumnya. Adel mengatakan, mengikuti aksi bertajuk bela Islam ini adalah hal lazim di sekolahnya.
Hal senada disampaikan Ali Gibran (17) dan tujuh orang temannya yang datang dengan masih mengenakan seragam putih abu-abu. Bersama teman-temanya, Gibran ikut demo setelah pulang sekolah.
[Gambas:Video CNN]"Enggak bolos. Hari ini juga berangkatnya setelah pulang sekolah. Kan Jumat pulangnya lebih cepat," tambahnya.
Ali yang bahkan belum memiliki hak pilih di Pilkada terang-terangan mengutuk Ahok, sapaan Basuki atas perkataannya terkait Surat Al-Maidah Ayat 51. "Dia sudah menghina Al-Quran. Padahal Al-Quran adalah pedoman hidup umat Islam. Kami enggak terima. Makanya kami mau ikut tuntut supaya Ahok diturunkan dari jabatannya," kata Ali.
Ada pula Alman (13). Murid kelas tujuh di salah satu sekolah menengah pertama negeri di Jakarta Timur. Dalam aksi kali ini Alman memang lebih banyak terlihat duduk diam di trotoar. Ia lebih memilih menyimak orasi yang dikumandangkan dari atas mobil komando. Ia mengaku ikut aksi ini bersama ayah dan pamannya.
Alman mengaku senang karena sejak aksi pertama, ia sudah ingin ikut bergabung.
"Soalnya, dari tahun lalu (2016) sudah berniat ikut. Dengar cerita teman-teman yang pernah ikut, katanya seru. Jadi penasaran," aku Alman.
Belum lagi, lanjut Alman, banyak yang membagi-bagikan makanan dan minuman gratis.
"Barusan juga dikasih permen," ujarnya.
Tidak ada rasa takut yang terpancar dari wajah anak-anak di bawah umur ini. Mereka yakin aksi akan berlangsung damai seperti aksi sebelumnya.