Jakarta, CNN Indonesia -- Penulis novel Okky Madasari sangat ingin bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) khususnya dalam program kampanye pencegahan korupsi kepada masyarakat luas.
Dia sangat berharap KPK juga menggunakan produk budaya Indonesia, seperti novel yang dikarangnya dalam program tersebut.
Hal itu dituturkannya usai menyatakan dukungan kepada KPK melalui konferensi pers bersama aktivis Perempuan Antikorupsi di kantor Indonesia Corruption Watch (ICW), Kalibata, Jakarta (23/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seandainya novel yang mengangkat isu korupsi seperti novel saya itu bisa dibaca banyak orang, bisa dibaca anak SMP, SMA, saya percaya akan memunculkan generasi baru yang antikorupsi," tutur Okky.
Okky sendiri pernah menulis novel berjudul 86 yang terbit pada tahun 2011. Novel tersebut menceritakan seorang pegawai pengadilan yang menerima suap hingga ditangkap KPK.
Padahal, tokoh tersebut sama sekali tidak memiliki niat untuk melakukan korupsi. Namun, kebusukan sistem dan orang-orang di sekitar mempengaruhi karakter dirinya.
Okky mengatakan bahwa suatu kisah memiliki kekuatan yang besar dalam mempengaruhi pemikiran seseorang. Berangkat dari situ, Okky merasa perlu bekerja sama dengan KPK agar novelnya dapat dibaca masyarakat luas. Dengan begitu, masyarakat dapat lebih memahami bahwa korupsi merupakan masalah utama di masyarakat.
"Saya percaya sebuah cerita itu mempunyai kekuatan besar dalam mempengaruhi pikiran orang," tutur Okky.
Bahkan, Okky juga ingin bekerja sama dengan KPK agar novelnya yang bertemakan korupsi diangkat ke layar lebar. Meski begitu, hingga kini Okky mengaku belum menghubungi KPK perihal keinginannya tersebut.
Okky juga tidak menutup kemungkinan untuk kembali melahirkan novel bertemakan korupsi. Menurutnya, korupsi merupakan permasalahan utama di masyarakat dari kelas bawah, menengah, hingga masyarakat kelas atas.
"Barangkali ke depannya saya akan membuat lagi. Saya juga masih memproduksi cerpen-cerpen bertemakan korupsi," tukas Okky.