Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah relawan dan orang-orang yang membantu mengantarkan Joko Widodo-Jusuf Kalla menjadi Presiden dan Wakil Presiden 2014-2019, kini duduk di kursi Komisaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Ada belasan nama yang duduk menjadi dewan pengawas perusahaan pelat merah sejak Presiden Jokowi mulai menjalankan roda pemerintahannya. Sejumlah nama yang tersebar berada di pelbagai badan usaha, mulai dari BUMN bidang telekomunikasi, keuangan hingga perkebunan.
Sebelumnya, data yang diperoleh CNNIndonesia.com menyatakan sedikitnya 125 pejabat publik merangkap jabatan komisaris di pelbagai BUMN.
Ombdusman Republik Indonesia (ORI) dan KPK menyoroti hal tersebut karena diduga rawan dengan penyimpangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dugaan konflik kepentingan itu terkait dengan pejabat yang duduk di lembaga pemerintah, namun juga menjadi komisaris perusahaan milik negara.
Pelbagai nama para pendukung Jokowi yang kini duduk di pusaran komisaris di antaranya adalah Refly Harun (Komisaris PT Jasa Marga Tbk); Margiyono Darsasumarja (Komisaris PT Telkom Tbk); Mustar Bonaventura (Komisaris PT Dahana); Osmar Tanjung (Komisaris PTPN IV); Andi Gani Nena Wea (Komisaris PT PP).
Selain itu, Paiman Rahardjo (Komisaris PT Perusahaan Gas Negara); Iman Sugema ( Komisaris Bank BTN); Eko Sulistyo (Komisaris PT Danareksa); Muradi (Komisaris PT LEN Industri); Fadjroel Rahman (Komisaris PT Adhi Karya Tbk).
Ada juga Andrinof Chaniago (Komisaris Bank BRI); Sonny Keraf (Komisaris Bank BRI), Pataniari Siahaan (Komisaris Bank BNI), Roy Maningkas (Komisaris PT Krakatau Steel Tbk) dan Boni Hargens (Komisaris LKBN Antara).
Boni Hargens, pendiri Barisan Relawan Jokowi Presiden (BaraJP), menceritakan, sebelum ditunjuk menjadi Komisaris LKBN Antara, dia dipanggil ke Istana.
"Jokowi meminta saya untuk membantu negara dalam membangun opini untuk kepentingan bangsa dan negara," kata Boni kepada CNNIndonesia.com, Selasa (23/5).
Peranan KomisarisKata Boni, ketika itu, Jokowi berpesan agar Boni membangun kantor berita itu untuk kepentingan negara. "Kami benahi supaya bisa jadi kebanggaan bersama," kata Boni.
Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu Arief Poyuono mengatakan masuknya orang-orang dekat Jokowi di perusahaan negara bukan menjadi masalah.
Para komisaris itu, diistilahkan oleh Arief, sebagai ‘
middle man’ yang mampu membantu komunikasi para pekerja. "Mereka justru mampu menjembatani komunikasi antara serikat pekerja dan direksi BUMN," kata Arief.
Menurut Arief, jumlah orang dekat Jokowi yang duduk di kursi komisaris relatif tidak begitu banyak. "Orang-orang ini cukup berkompeten, dan idealis," kata Arief.
Salah satu keuntungan, kata dia, adalah mampu menekan kemungkinan direksi untuk menyelewengkan perusahaan. "Karena orang-orang itu dekat dengan Jokowi, banyak direksi yang takut. Mereka berpikir ulang untuk main-main," kata dia.