Operasi Ramadnya Jelang Lebaran, 167.146 Personel Dikerahkan

CNN Indonesia
Kamis, 01 Jun 2017 05:27 WIB
Polri telah memetakan potensi kerawanan, mulai dari terorisme, kemacetan, hingga pencuriaan rumah kosong yang ditinggal pemiliknya selama mudik.
Ilustrasi pengamanan jelang lebaran. (ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) akan menggelar Operasi Ramadnya jelang Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriah. Sebanyak 167.146 personel akan diterjunkan untuk mengantisipasi berbagai potensi kerawanan.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan pihaknya telah memetakan sejumlah potensi kerawanan yang mungkin terjadi, mulai dari terorisme, kemacetan, hingga pencuriaan rumah kosong yang ditinggal pemiliknya selama mudik.

"Ancaman ada banyak, nomor satu tetap terorisme. Ini menjadi antisipasi utama," kata Setyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (31/5).

Selain itu, lanjutnya, kepolisian juga akan mengantisipasi maraknya pencurian kendaraan bermotor. Polisi pun mengantisipasi peredaran bebas mercon.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, seluruh jajaran kepolisian diinstruksikan untuk melarang produksi, menjual, dan memainkan mercon selama bulan Ramadan hingga Hari Raya Idul Fitri.

Kemudian, Setyo menuturkan, pihaknya juga mengantisipasi potensi kerawanan kecelakaan lalu lintas, mulai dari moda transportasi darat, laut, udara dan kereta api. Terkait malam takbiran dan pawai keliling, polisi juga melakukan pengamanan agar tidak berujung pada tawuran atau bom seperti yang terjadi di Kampung Melayu, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.

"Kemudian soal intoleransi beragama, artinya pada saat masyarakat beragama Islam akan melaksanakan ibadah salat Ied, misalnya mendapatkan gangguan orang atau kelompok yang tidak bertanggung jawab," kata Setyo.

Polri juga memberikan atensi dalam pembagian zakat dan sembako. Setyo mengatakan, pembagian zakat dihadiri banyak orang dan berdesak-desakan sehingga perlu diatur sedemikian rupa agar tertib.

"Kalau tidak diatur akan menimbulkan korban saling desak-desakan. Ini jadi satu atensi dilakukan pengamanan," kata Setyo.

Lebih dari itu, Setyo menjabarkan, personel yang diterjunkan dalam Operasi Ramadnya terdiri dari 2.956 personel Mabes Polri, 97.444 personel gabung dari 33 kepolisian daerah. Ada pula 13.131 personel TNI, 9.778 personel dinas perhubungan, 11.720 personel Satuan Polisi Pamong Praja, 9.128 anggota dinas kesehatan, 6.913 anggota Pramuka, serta 16.076 personel dari berbagai instansi lain.

Dia menjelaskan, pihaknya telah menentukan 10 kepolisian daerah yang perlu mendapatkan atensi khusus selama operasi berlangsung, yakni Polda Metro Jaya, Polda Lampung, Polda Jawa Barat, Polda Banten, Polda Jawa Tengah, Polda Daerah Istimewa Yogyakarta, Polda Jawa Timur, Polda Bali, Polda Sulawesi Selatan, dan Polda Sumatera Selatan.

Penentuan Polda atensi yakni berdasarkan kerawanan daerah berdasarkan pemetaan Polri. "Pada pelaksanaanya nanti akan dilakukan supervisi, mengecek, mengontrol kualitas pengamanan," kata Setyo.

Selain itu, dia menambahkan, Polri dan sejumlah instansi terkait akan membuka pos pengamanan di sejumlah titik di seluruh Indonesia. Setyo mengatakan, nantinya akan dipasang 3.097 pos pengamanan, 1.112 pos pelayanan, serta tujuh pos terpadu untuk cek poin motor.

"Tugasnya menyaring manakala ada naik sepeda motor diisi empat orang, anak-anaknya ikut, istrinya ikut, belum lagi barangnya," kata Setyo.
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER