Jakarta, CNN Indonesia -- Winggo Hoed berusaha tampil menyerupai Joko Widodo, mengenakan kemeja putih dengan lengan yang digulung dan celana panjang serta peci berwarna hitam. Usahanya semakin sempurna setelah ia mengenakan topeng wajah Jokowi.
Kamis (27/6) sore kemarin, Winggo mengikuti Aksi Kamisan ke-500, sepuluh tahun aksi diam para korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat masa lalu di Silang Monumen Nasional (Monas) atau depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Winggo yang merupakan warga Bandung, Jawa Barat, menjadi salah satu pengisi acara.
Ia menampilkan aksi teaterikal sambil membacakan puisi karya ibu korban Tragedi Semanggi I BR Norma Irmawan alias Wawan, Maria Katarina Sumarsih, yang berjudul 'Jokowi - Kamis ke-500'.
Winggo memulai aksinya dengan menunjukkan gaya Jokowi untuk mengingat simbol-simbol Aksi Kamisan yang berlangsung setiap pekan di seberang Istana Merdeka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, dia memperagakan sikap mantan Gubernur DKI Jakarta dan Wali Kota Solo itu yang seolah teringat akan janji penuntasan seluruh kasus pelanggaran HAM berat masa lalu telah dituangkan dalam Nawacita-agenda Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
Lalu, Winggo menampilkan gaya Jokowi yang tiba-tiba ingat bahwa salah satu kasus pelanggaran HAM berat masa lalu adalah insiden penyerangan kantor pusat Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada 27 Juli 1996 silam.
Setelah itu, gaya Jokowi yang sadar bahwa pelaku penyerangan markas partai politik tempatnya bernaung itu belum terungkap, juga ikut ia peragakan.
Aksi teaterikal Winggo berlanjut dengan menyajikan Jokowi yang dilema menentukan langkah penuntasan seluruh kasus pelanggaran HAM berat masa lalu. Pria berusia 29 tahun itu memperagakan Jokowi yang tengah bimbang dalam memilih antara kepentingan rakyat atau aparat.
Winggo berharap aksi teaterikalnya ini dapat mengingatkan Jokowi pada janji yang pernah disampaikan saat kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Menurutnya, sejarah kelam perjalanan bangsa Indonesia harus segera diselesaikan sebelum Pilpres 2019.
"Semoga penuntasan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu ini segera berakhir di era kepemimpinan Jokowi," katanya kepada
CNNIndonesia.com, kemarin.
Berikut isi puisi karya Sumarsih yang dibacakan Winggo dalam acara Aksi Kamisan ke-500.
Jokowi - Kamis ke-500Payung hitam....depan istana....Kamis....Pelanggaran HAM berat Lupa....ingat....lupa....oh ya....ingat....ingat janji kampanye di televisi..Kampanye pemilu Capres/Cawapres....Visi, Misi dan Program Aksi....Nawa Cita....selesaikan pelanggaran HAM berat....hapus impunitas....HAM-pir lupa?Hari ini....27 Juli....kudatuli....kantor DPPku diserang aparat, banyak korban yang jatuh!Tapi tak satu pun yang diduga pelaku maju ke meja hijauTapi...ah sudahlahSemua sudah nyaman..Mereka aman..Lawan sudah menjadi kawanDalam satu kepentinganNamun saya ingatSaya PresidenSaya dipilih oleh rakyatTuan saya adalah rakyat dan bukan para aparatSaya seharusnya mengabdi mengupayakan keadilan dan kesejahteraanAh apalah arti sebuah jabatanSaya lebih merdeka menjadi saya yang dahuluAh, tapi waktu tak bisa diputar ulang ke masa laluTanggung jawab harus dilakuMungkin esok, nafas berujungAtau masa jabatan rampungKerja....kerja....ayo kerja....itu hanya slogan belakaPikir....pikir....pikir....ayo mikir!Dua tahun lagi akan segera berlalu....haruskah saya ingkar janji seperti para pendahulu?Kampanye Capres/Cawapres akan segera kembali berdengung....Akankah para pelanggar HAM akan tetap berada di panggungAkankah kejahatan HAM berat tetap ada di negaraku tanpa rampungAkankah kasus pelanggaran HAM berat kembali dijadikan tangga menuju singgasana?????