Tak hanya Zakaria yang mengingat ceramah Rizieq, melainkan juga pentolan FPI Kalimantan Selatan lainnya, Anang Toni. Anang saat ini menjadi juru bicara organisasi tersebut.
Dia menuturkan Banjarmasin adalah kota kecil dengan angka maksiat relatif tinggi. Indikatornya, sambung Anang, adalah maraknya peredaran narkotik, bocah yang masuk ke tempat hiburan malam hingga prostitusi.
Anang juga mengagumi
Rizieq dan mengingat isi ceramahnya di Masjid Raya Sabilal Muhtadin pada November 2012 lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Soal tempat hiburan malam, beliau (Rizieq) sempat mengatakan masjid saja dibakar di zaman Rasulullah,” kata dia.
Masalahnya, dukungan aksi
nahi munkar—mencegah hal-hal yang buruk dari FPI, itu juga datang dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Selatan.
Ketua MUI Kalimantan Selatan KH Husin Naparin mengatakan pihaknya mendukung apa yang dilakukan FPI. Menurutnya, anggota masyarakat harus bertindak jika ada dugaan kejahatan terjadi.
“Saya salut dengan FPI yang mendobrak kejahatan,” kata dia. “Siapa lagi yang membela?”
 Juru Bicara FPI Kalimantan Selatan Anang Toni menegaskan tempat hiburan malam kerap melanggar peraturan daerah soal jam operasi. (CNN Indonesia/Anugerah Perkasa) |
Akademikus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari, Mujiburrahman mengatakan kemampuan Rizieq dalam berorasi menjadikan dirinya sebagai pemimpin kharismatik—terutama bagi sebagian kalangan bawah.
Menurutnya, Rizieq bisa dipercaya sebagai orang yang memberikan solusi atas krisis. Apalagi, dia dianggap adalah sosok yang memiliki ‘darah biru’ habib.
“Dia dipercaya memberikan jalan keluar. Entah benar atau tidak,” katanya.
Namun, dia meminta FPI berpikir terbuka serta menerima pemikiran orang lain. Bukan bersikap eksklusif dan memeruncing perbedaan. Mujiburrahman menyatakan yang harus diatasi adalah kesenjangan ekonomi di kalangan masyarakat, bukan soal maksiat.
Tetapi, masalah lain juga tak terletak di FPI.
“Di sini, penghargaan terhadap habib itu sangat tinggi,” katanya. “Orang Banjar itu menghargai sekali keturunan Rasulullah.”
Pendapat Mujiburrahman bisa jadi tak keliru.
Kekaguman terhadap Rizieq, bisa jadi terpancar kuat dari Zakaria Bahasyim, Muhammad Abdullah Santoso hingga Anang Toni.
Petuah Rizieq pada November 2012 lalu, nampaknya jadi salah satu hal yang terus diingat. Dari soal sarang
lahung yang dapat menyebabkan Tuhan murka, hingga jihad dengan aksi yang keras.
“Berjuang atau tidak, semua akan mati,” kata Zakaria. “Jadi, lebih baik mati dalam keadaan berjuang.”
(asa)