Jakarta, CNN Indonesia -- Senin 22 Mei 2017, di Gedung Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Jakarta Pusat, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Yohana Susana Yembise menyerahkan penghargaan kepada sejumlah perempuan berprestasi.
"Penghargaan Anugerah Perempuan Indonesia ke-5 tahun 2017 diberikan kepada perempuan yang memiki daya pengaruh besar dan memiliki inovasi, kepemimpinan, keteladanan di bidang yang ditekuninya," kata Yohana ketika itu.
Salah satu perempuan yang menyabet gelar sebagai perempuan terinspiratif, hari itu adalah Siti Masitha Soeparno, Wali Kota Tegal, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gelar itu bukanlah yang pertama diraih perempuan yang akrab disapa Bunda Sitha itu.
Lahir di Jakarta 10 Januari 1964, Sitha telah menyabet segudang prestasi. Tahun 1987, Sitha menyandang juara kepribadian dalam ajang pemilihan Wajah Femina. Setahun kemudian, dia meraih juara II Pemilihan "Puteri Ayu" yang diselenggarakan Yayasan Martha Tilaar.
Tahun 2016, dia terpilih sebagai Indonesian Inspiring Wowen 2016 oleh Majalah Women's Obsession.
Wanita yang pernah mengenyam pendidikan di di Steigenberger Hotelfachschule ad Reichenhall, Muenchen, Jerman itu juga aktif di sejumlah organisasi sosial.
Dia aktif dalam organisasi Wanita Indonesia Tanpa Tembakau (WITT), Yayasan Penyantun Anak Asthma (Yapnas) dan Perempuan Untuk Negeri (PUN).
Ruangan Wali Kota Tegal Siti Masitha yang disegel KPK di kantor Wali Kota Tegal, Jawa Tengah, (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah) |
Segudang prestasi yang disabet Sitha tercoreng. Senin (29/7), putri mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia, ditangkap peyidik KPK. Ia diduga menerima suap terkait perizinan dan infrastruktur.
Sejak menjabat sebagai orang nomor satu di Kota Tegal, 23 Maret 2014, Sitha menjadi Wali Kota kontroversial.
Setahun menjabat, Sitha bersitegang dengan Wakilnya Nursholeh. Memanasnya hubungan Sitha dengan Nursholeh membuat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo turun tangan.
Kala itu, Ganjar menyarankan agar Sitha dan Nur Sholeh berdamai. "Sudah tidak zamannya berkelahi soal urusan dapur," kata Ganjar ketika itu.
Konflik berawal dari kekecewaan Nursholeh yang merasa tidak dihargai Siti dalam kapasitasnya sebagai wakil. Misalnya, dia tidak diperkenankan mewakili Sitha di acara-acara resmi, baik di lingkungan pemkot maupun masyarakat.
Bahkan, saat musyawarah perencanaan pembangunan wilayah (musrenbangwil) eks Karisidenan Pekalongan di Pendopo Kantor Setda Kabupaten Tegal, tahun 2015, Siti justru memerintahkan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) untuk memberikan paparan di depan Ganjar. Padahal di tempat itu Nursholeh hadir.
Lepas dari hubungan renggangnya dengan Nursholeh, Sitha kerap mengklaim keberhasilannya dalam meningkatkan kesejahteraan warga tegal.
Mengutip situs resmi pemerintah Kota Tegal, berbicara dalam acara rapat koordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK), tingkat kemiskinan Kota Tegal terus menurun dari 10,04% pada tahun 2012 menjadi 8,20% di tahun 2016.
Bahkan, kata dia, Kota Tegal termasuk kedalam 10 besar kota/kabupaten dengan tingkat kemiskinan terendah di Jawa Tengah.
"Tren positif ini tidak terlepas dari adanya bantuan sosial dari pemerintah pusat yang di back up oleh program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan dari pemerintah Kota Tegal," tutur Sitha.
Sitha, menambahkan, dia akan terus berupaya mewujudkan visi Kota Tegal: terwujudnya Kota Tegal yang sejahtera, bermartabat dan berbasis pelayanan prima.