Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi sudah melakukan pemeriksaan terhadap Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Kalimantan Tengah Yansen Binti yang diduga memerintahkan sejumlah orang membakar delapan sekolah di Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Motif Yansen melakukan itu untuk mencari perhatian Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan, Yansen merupakan aktor intelektual di balik peristiwa pembakaran delapan sekolah itu. Dia diduga mendanai dan memerintahkan sejumlah orang untuk membakar delapan sekolah di Palangka Raya sepanjang Juli 2017.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, langkah Yansen mencari perhatian Sugianto misalnya terkait dengan pengadaan suatu proyek.
"YB berperan dalam kasus ini memberi dana dan menyuruh beberapa tersangka untuk melakukan pembakaran. Hal ini didasarkan pada motif yang bersangkutan ingin mendapatkan perhatian dari Gubernur Kalimantan Tengah," kata Martinus di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Rabu (6/9).
Sebanyak delapan sekolah di Palangka Raya terbakar secara beruntun sepanjang Juli 2017. Kebakaran diawali dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Palangka pada Selasa, 4 Juli. Kemudian di bulan yang sama, tepatnya pada 21 Juli, SDN 4 Menteng di Jalan Thamrin juga ludes dibakar si jago merah sekitar pukul 13.00 WITA.
Bahkan, dua jam kemudian, giliran SDN 4 Langkai di Jalan Ais Nasution, terbakar. Tak berhenti di situ, kebakaran terjadi di SDN 1 Langkai pada Sabtu 22 Juli sekitar pukul 02.00 WITA. Selang satu jam, giliran SDN 5 Langkai di jalan Wahidin Soedirohusodo yang terbakar.
Sementara, tiga kebakaran lainnya terjadi di SDN 8 Palangka Raya pada Sabtu 29 Juli sekitar pukul 18.10 WITA. Lalu, SDN Menteng pada Minggu 30 Juli sekitar pukul 03.00 WITA. Di mana kebakaran itu menjalar sampai beberapa ruang sekolah SMK YPSEI Palangka Raya.
Selain Yansen Binti, Polda Kalimantan Tengah juga sudah menangkap dan menetapkan delapan orang sebagai tersangka dalam kasus ini. Mereka diduga kuat terlibat dalam aksi pembakaran delapan sekolah di Palangka Raya.