Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar, Mahyudin menyayangkan pandangan sebagian masyarakat yang menyatakan kecelakaan Ketua DPR Setya Novanto merupakan rekayasa.
Menurutnya, pandangan tersebut tidak patut ditujukan kepada Setya Novanto.
"Kalau kemarin kecelakaan Novanto mati, pasti yang tak suka bilang rekayasa juga," kata Mahyudin di RS Medika Permata Hijau, Jakarta, Jumat (17/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mahyudin berpendapat, pandangan yang menilai kecelakaan yang dialami Setya Novanto adalah sebuah rekayasa sangat berlebihan. "Banyak yang bilang ini rekayasa macam-macam. Saya bilang, bagaimana kecelakaan direkayasa. Opini terlalu berlebihan juga," kata Mahyudin.
Kata Mahyudin, kecelakaan yang dialami Novanto bukanlah sebuah rekayasa. Dia mengaku melihat sendiri kondisi Setnov saat dirawat di RS Medika usai kecelakaan.
[Gambas:Video CNN]Kondisi Setnov, kata Mahyudin, cukup memprihatinkan karena terbaring lemah di atas ranjang. Setnov tidak mampu duduk. Berbicara pun tak mampu dilakukan secara panjang lebar.
"Beliau diinfus. Dia pakai perban. Saya enggak hafal pakai alat-alat apa," ujar Mahyudin.
Berdasarkan kondisi yang dialami Setnov, dia heran dengan sebagian masyarakat yang menilai kecelakaan Setnov adalah rekayasa.
Novanto mengalami kecelakaan saat mobil yang ditumpanginya menabrak tiang listrik pada Kamis (16/11) malam. Ketika itu, Setnov berada satu mobil bersama satu ajudannya dan kontributor Metro TV bernama Hilman Mattauch.
Kuasa hukum Setnov, Fredrich Yunadi, Setnov duduk di kursi tengah sementara ajudannya duduk di kursi depan bersama Hilman sebagai supir.
Setnov tidak mengenakan sabuk pengaman saat kecelakaan terjadi. Kepala Setnov lalu terbentur. Akibat kejadian itu Setnov dilarikan ke RS Permata Hijau.
(ugo/gil)