Reuni Alumni 212 Habiskan Dana Rp4 Miliar
Joko Panji Sasongko | CNN Indonesia
Jumat, 01 Des 2017 17:10 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Panitia Pelaksana Maulid Nabi Muhammad dan Reuni Akbar Alumni 212 Misbahul Anam menyatakan, anggaran untuk acara akbar tersebut sekitar Rp4 miliar. Anggaran itu diklaim berasal dari berbagai sumber.
"Kurang dari Rp4 miliar yang jelas," ujar Misbahul di Wisma PHI, Jakarta, Jumat (1/12) ketika dikonfirmasi wartawan.
Di sisi lain, ia menampik, pihaknya mengajukan proposal penggalangan dana dari tokoh atau partai politik tertentu. Ia mengklaim, anggaran sebesar itu berasal dari umat dan dikelola secara transparan.
"Kami tidak pernah mengajukan proposal kepada parpol. Kami semuanya (anggaran) dari umat, kami terbuka," ujarnya.
Namun dari proposal yang diperoleh CNNIndonesia.com, kegiatan kongres nasional dan reuni akbar itu diperkirakan menghabiskan total dana Rp872,42 juta. Sumber dana salah satunya adalah mitra sponsor.
Kongres Nasional sendiri berlangsung sejak Kamis hingga hari ini. Tema yang diangkat dalam acara itu adalah ‘Pererat Ukhuwah Menuju Kebangkitan Islam di Indonesia’
Dana itu diperoleh dari pelbagai sumber yakni infak dari alumni 212, dana dari kaum muslimin hingga mitra sponsor.
Dalam rincian prakiraan dana, disebutkan total dana yang dibutuhkan untuk Kongres Nasional itu adalah Rp170 juta. Konsumsi menjadi bagian terbesar yakni mencapai Rp81 juta.
Lainnya antara lain adalah kesekretariatan (Rp27 juta); akomodasi (Rp34,50 juta); dan transportasi (Rp15 juta). Kongres itu sendiri dihadiri oleh pelbagai tokoh macam pendiri PAN Amien Rais dan Sekjen FUI Al Khaththath.
Dana Reuni Akbar
Berdasarkan proposal, Reuni Akbar Alumni 212, total dana yang bakal dihabiskan mencapai Rp702,43 juta. Dana terbesar adalah untuk dekorasi dan perlengkapan yakni Rp443 juta.
Lainnya adalah konsumsi (Rp220 juta); publikasi dan dokumentasi (Rp15,60 juta) dan acara (Rp14 juta). Sehingga total jenderal, dua kegiatan itu bakal menghabiskan dana Rp872,42 juta.
Dalam pendahuluannya disampaikan, salah satu perjuangan umat Islam dilakukan melalui Aksi Bela Islam untuk melawan penista agama. Dalam hal ini, aksi tersebut ditujukan untuk mendesak Basuki Tjahaja Purnama diproses hukum karena pidatonya terkait dengan Al Maidah.
“Jangan sampai apa yang sudah dibangun hilang begitu saja,” demikian proposal tersebut. “Perlu mengadakan momen besar untuk mempererat kembali persatuan dan kesatuan umat agar tertata.”
(asa)
"Kurang dari Rp4 miliar yang jelas," ujar Misbahul di Wisma PHI, Jakarta, Jumat (1/12) ketika dikonfirmasi wartawan.
Di sisi lain, ia menampik, pihaknya mengajukan proposal penggalangan dana dari tokoh atau partai politik tertentu. Ia mengklaim, anggaran sebesar itu berasal dari umat dan dikelola secara transparan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun dari proposal yang diperoleh CNNIndonesia.com, kegiatan kongres nasional dan reuni akbar itu diperkirakan menghabiskan total dana Rp872,42 juta. Sumber dana salah satunya adalah mitra sponsor.
Kongres Nasional sendiri berlangsung sejak Kamis hingga hari ini. Tema yang diangkat dalam acara itu adalah ‘Pererat Ukhuwah Menuju Kebangkitan Islam di Indonesia’
Dana itu diperoleh dari pelbagai sumber yakni infak dari alumni 212, dana dari kaum muslimin hingga mitra sponsor.
Dalam rincian prakiraan dana, disebutkan total dana yang dibutuhkan untuk Kongres Nasional itu adalah Rp170 juta. Konsumsi menjadi bagian terbesar yakni mencapai Rp81 juta.
Lainnya antara lain adalah kesekretariatan (Rp27 juta); akomodasi (Rp34,50 juta); dan transportasi (Rp15 juta). Kongres itu sendiri dihadiri oleh pelbagai tokoh macam pendiri PAN Amien Rais dan Sekjen FUI Al Khaththath.
Dana Reuni Akbar
Berdasarkan proposal, Reuni Akbar Alumni 212, total dana yang bakal dihabiskan mencapai Rp702,43 juta. Dana terbesar adalah untuk dekorasi dan perlengkapan yakni Rp443 juta.
Lainnya adalah konsumsi (Rp220 juta); publikasi dan dokumentasi (Rp15,60 juta) dan acara (Rp14 juta). Sehingga total jenderal, dua kegiatan itu bakal menghabiskan dana Rp872,42 juta.
Dalam pendahuluannya disampaikan, salah satu perjuangan umat Islam dilakukan melalui Aksi Bela Islam untuk melawan penista agama. Dalam hal ini, aksi tersebut ditujukan untuk mendesak Basuki Tjahaja Purnama diproses hukum karena pidatonya terkait dengan Al Maidah.
“Jangan sampai apa yang sudah dibangun hilang begitu saja,” demikian proposal tersebut. “Perlu mengadakan momen besar untuk mempererat kembali persatuan dan kesatuan umat agar tertata.”
(asa)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK