Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan, jumlah kerugian di sektor pariwisata akibat penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, lantaran erupsi Gunung Agung mencapai Rp209 miliar. Kerugian itu termasuk yang ditanggung pihak perhotelan.
"Kerugian pariwisata dampak penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai selama tiga hari sekitar Rp209 miliar," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (5/12).
Sutopo mengatakan, jumlah kerugian tersebut berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan oleh kantor perwakilan Bank Indonesia Denpasar, Bali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerugian itu akibat batalnya kedatangan sebanyak 44.000 turis mancanegara. Padahal, wisatawan mancanegara itu memiliki tingkat rata-rata belanja Rp 1,3 juta per orang per hari.
Selain itu, kerugian datang dari batalnya turis domestik sebanyak 44.000 orang dengan potensi belanja sekitar Rp520.000 orang per hari.
Tngkat hunian hotel pun anjlok menjadi hanya sekitar 10 persen dari total kapasitas kamar. "Kerugian Rp 11,5 miliar dari pembatalan 11.013 kamar di 44 hotel dan vila," ujar Sutopo.
Kerugian di sektor pariwisata ini, lanjut Sutopo, juga dipengaruhi pemindahan acara Bali Democracy Forum (BDF) dari Nusa Dua Bali ke BSB Banten.
Namun begitu, Sutopo menegaskan bahwa Bali tetap aman bagi wisatawan. Pasalnya daerah bahaya erupsi Gunung Agung hanya ada di radius 8-10 kilometer dari puncak gunung. Wilayah di luar radius itu dipastikan aman untuk beriwisata. Termasuk, wisata erupsi Gunung Agung itu sendiri.
"Turis asing dan lokal banyak yang menikmati letusan, tidak semua negara memiliki gunung berapi. Bali masih aman untuk wisata," ungkapnya.
Saat ini, lanjut Sutopo, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sudah beroperasi dengan normal. Meski begitu, setidaknya ada 56 jadwal penerbangan domestik dan internasional dari dan menuju Bali yang dibatalkan oleh sejumlah maskpai penerbangan.
Pembatalan jadwal penerbangan itu diantaranya, 15 jadwal kedatangan dan sembilan keberangkatan domestik, serta 17 kedatangan dan 15 keberangkatan internasional.
"Kita pastikan Bali aman, bandara beroperasi normal dan pemerintah siap membuat rencana-rencana kedaruratan. Meskipun ada maskapai yang membatalkan jadwal keberangkatan itu menjadi kewenangan maskapainya," tutup Sutopo.
(arh/gil)