Jakarta, CNN Indonesia -- Panglima Kostrad TNI Letnan Jenderal Edy Rahmayadi menyatakan siap bertarung dengan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat di Pilkada Sumatera Utara tahun 2018.
"Fair dong nanti kami bertanding pasti ada yang menang dan kalah. Kan tidak mungkin gubernurnya ada dua," ujar Edy usai menerima SK dukungan dari PKS sebagai Cagub Sumut di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (4/1).
Edy mengaku mengenal sosok Djarot dengan baik. Dia pun mengklaim, berteman baik dengan Djarot yang bakal diusung PDIP sebagai Cagub Sumut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Edy menegaskan, latar belakang dirinya yang belum pernah memimpin pemerintahan sipil tidak membuatnya gentar bersaing dengan Djarot.
Dia justru merasa punya pengalaman yang lebih banyak dalam memimpin sebuah wilayah semasa menjadi prajurit TNI.
"Saya kan bukan mimpin wilayah lagi, Indonesia saya pimpin. Dari Sabang sampai Marauke," ujarnya.
Di ajang Pilgub Sumut, Edy bakal mengedepankan visi untuk meningkatkan kualitas pembangunan, pendidikan, keamanan, hingga kesehatan.
Edy mengklaim telah mendapat dukungan dari lima partai, yakni dari Gerindra (13 kursi DPRD), PKS (9 kursi), PAN (6 kursi), Golkar (17 kursi), dan Hanura (10 kursi). Dengan dukungan itu, Edy sudah memenuhi syarat kursi pencalonan sebagai Cagub Jatim, yakni 20 kursi DPRD.
Tak sabar jadi warga sipilEdy Rahmayadi berharap TNI segera mengeluarkan keputusan pensiun dirinya sebagai personel TNI.
Hal itu agar Edy bisa memenuhi persyaratan pencalonan sebagai calon gubernur di Pilgub Sumut.
"Insya Allah doakan dalam waktu dekat saya sudah menjadi warga negara sipil," ujar Edy.
Edy mengaku sudah mengajukan pengunduran diri sebagai prajurit sejak November 2017. TNI kini tengah memproses permohonan tersebut.
Edy tidak dapat memastikan kapan TNI menerbitkan Surat Keputusan pemberhentian dirinya. Ia hanya menyebut SK pemberhentian akan terbit 30 hari usai TNI menerima surat pengunduran diri darinya.
Edy mengklaim, niatnya maju sebagai cagub untuk memajukan Sumut. Sebagai warga yang dibesarkan di Pulau Sumatera, ia merasa bertanggung jawab mengatasi persoalan yang saat ini terjadi di daerahnya.
"Saya tahu Sumut provinsi yang sangat besar. Dengan kondisi saat ini, bukannya menyalahkan (pemimpin) yang lalu-lalu, tapi kondisi saat ini saya perlu bergabung dengan masyarakat Sumut," ujar Edy.
(gil)