Keuskupan Soroti Buruknya Layanan Kesehatan Warga Asmat

Wishnugroho Akbar | CNN Indonesia
Selasa, 16 Jan 2018 08:03 WIB
Petugas kesehatan sering tidak ada di puskemas setempat, padahal jarak antara puskemas dengan kampung Suku Asmat sangat jauh dengan medan yang sulit.
Ilustrasi kawasan Papua. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Uskup Mgr Aloysius Murwito dari Keuskupan Agats, ibu kota Kabupaten Asmat, Papua menyoroti kondisi kesehatan masyarakat di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua, terutama soal rendahnya kualitas pelayanan kesehatan dan dedikasi petugas di lapangan.

Aloysius mengatakan banyak wilayah di Asmat yang tidak punya akses jalan darat. Jarak antara kampung dan puskesmas jauh dan hanya bisa ditempuh lewat transportasi air sementara petugas puskemas pembantu sering tidak ada di tempat.

"Dalam kunjungan saya ke sejumlah kampung, sering dijumpai petugas puskesmas pembantu tidak di tempat," kata Aloysius, Selasa (16/1), seperti dilansir dari Antara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi itu disebut Aloysius membuat kebijakan yang bagus dari pimpinan daerah sering kurang maksimal dilaksanakan di kampung.

Hal lain yang juga mempengaruhi buruknya layanan kesehatan adalah alat komunikasi yang amat kurang.

"Belum ada jaringan komunikasi antarkampung dan pusat kampung kecuali dua pusat distrik," ujarnya lagi.

Selain itu, Aloysius menyoroti soal asupan pangan bagi warga kampung Suku Asmat.

Menurutnya, masyarakat di sana kurang mendapat makanan yang bergizi dan tidak setiap hari warga mendapat ikan. Sayur-sayuran juga terbatas.

Buruknya pangan itu membuat para ibu di kampung Asmat kekurangan gizi dan memengaruhi kualitas air susu ibu (ASI) yang juga berdampak bagi kesehatan anak-anak.

"Di daerah Asmat ini saya kira sekitar 40 persen kondisi kesehatannya masih di bawah standar normal," ujarnya.

Kesehatan warga suku Asmat, terutama para anak-anak, mendapat sorotan dalam beberapa pekan terakhir dipicu mewabahnya penyakit campak dan gizi buruk yang dialami terutama di kalangan anak-anak.

Aloysius mengatakan dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat yang ia peroleh, ada 471 anak dari 23 distrik yang positif terjangkit campak, sedangkan anak yang meninggal karena campak sebanyak 59 orang.

Terkait itu, Aloysius mengatakan program imunisasi belum menjangkau setiap anak di kampung atau distrik-distrik tersebut.

Kesulitan warga untuk mendapat uang juga semakin memperburuk kondisi kesehatan mereka.

Hal tersebut berbeda dengan masyarakat di distrik-distrik yang terletak dekat dengan pusat kabupaten.

Masyarakat di dekat pusat kabupaten, disebut Aloysius nampak lebih sehat karena lebih mudah dapat uang dari penjualan ikan.

Kesadaran akan hidup sehat juga lebih baik. Sebaliknya, masyarakat yang hidup di kampung-kampung di pedalaman yang minim akses, lebih sulit dalam mengelola hidup sehat.

"Waktu saya pimpin ibadah hari Minggu lalu, di Ewer Dekat Agsts, nampak anak-anak lebih sehat dan ceria," ujar Aloysius. (wis)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER