Jakarta, CNN Indonesia -- Jenderal (Purn) Moeldoko mendapatkan kesempatan kedua menjadi pembantu presiden setelah sebelumnya sempat menjalani peran tersebut saat menjabat Panglima TNI. Di Istana Negara, Jakarta, pagi ini, ia dilantik menjadi Kepala Staf Presiden menggantikan Teten Masduki.
Moeldoko merupakan mantan Panglima TNI sebelum jabatan tersebut ia serahkan kepada Gatot Nurmantyo.
Kala itu, lulusan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabari) tahun 1981 ini dilantik menjadi Panglima TNI menggantikan Laksamana Agus Suhartono. Moeldoko mengemban jabatan sebagai Panglima TNI selama hampir dua tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Moeldoko saat menjabat Panglima TNI pada 2014 menjadi sorotan media Singapura karena ditaksir memiliki jam mewah dengan harga mencapai Rp1 miliar.
Tak terima dengan kabar tersebut, pria yang sempat mencalonkan diri jadi Ketua Umum PSSI itu pun membantah dengan menyebut dirinya hanya membeli barang tiruan seharga Rp5 juta.
Moeldoko bahkan sampai membanting jam tangan tersebut untuk menegaskan benda yang dimilikinya itu merupakan barang tiruan.
Sebelum menjabat sebagai Panglima TNI, Moeldoko juga sempat menduduki jabatan sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).
Dalam sejarah TNI, jabatan KSAD yang diemban Moeldoko menjadi masa jabatan paling singkat. Ia hanya menjabat dari bulan Mei 2013 hingga Agustus 2013.
Pria kelahiran Kediri, 8 Juli 1957 ini juga sempat menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) di beberapa daerah, yakni Pangdam III/Siliwangi serta Pangdam XII/Tangjungpura.
Setelah pensiun dari kedinasannya di TNI pada 2015 silam, Moeldoko justru mulai aktif di dunia politik. Ia bergabung ke Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).
Moeldoko bahkan didapuk untuk menjadi Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Hanura bersama seniornya Wiranto selaku Ketua Dewan Pembina.
Selain bergabung dalam partai, Moeldoko juga memiliki jabatan sebagai Ketua Himpunan Kelompok Tani Indonesia periode 2017-2020.
(kid/wis)